Vol. 3, No. 2, Juli 2022
p-ISSN 2798-4125;e-ISSN 2798-4311
49 glosains.greenpublisher.id
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA
MATA PELAJARAN INFORRMATIKA KELAS VII SMP LKIA
PONTIANAK
Maya Ulandari
1
, Chandra Lesmana
2
, Danar Santoso
3
Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi, Fakultas MIPATEK, IKIP-
PGRI
E-mail: ulandarim90@gmail.com, ch[email protected]m,
danar.santoso21@gmail.com
Diterima:
25 Juni 2022
Direvisi:
10 Juli 2022
Disetujui:
12 Juli 2022
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media
pembelajaran berupa pengembangan media pembelajaran
interaktif dengan articulate storyline pada mata pelajaran
informatika materi kolaborasi dalam masyarakat digital di kelas
VII SMP LKIA Pontianak. Metode penelitian ini adalah
penelitian dan pengembangan atau Research and Development
(R&D) dengan model ADDIE. Subjek dalam penelitian ini
terdiri atas subjek pengembangan dan subjek uji coba produk.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik
komunikasi tidak langsung, teknik komunikasi langsung dan
teknik dokumentasi. Berdasarkan hasil validasi oleh ahli media
diperoleh skor sebesar 77,3 atau masuk dalam kategori layak,
Validasi oleh ahli materi di peroleh sebesar 75, atau masuk
dalam kategori layak, dan Validasi angket respon mahasiswa
memperoleh skor sebesar 73,6 atau masuk dalam kategori layak.
Kata kunci: Media Pembelajaran Interaktif, Articulate
Storyline, Kolaborasi Dalam Masyarakat Digital
Abstract
This study aims to produce learning media in the form of
developing interactive learning media by articulating the
storyline of collaborative informatics subjects in digital society
in class VII SMP LKIA Pontianak. This research method is
research and development (R&D) with the ADDIE model. The
subjects in this study consisted of the subject of development and
the subject of product trials. Data collection techniques in this
study are indirect communication techniques, direct
communication techniques and technical documentation. Based
on the validation by media experts, the score was 77.3 or
included in the appropriate category, the validation by material
experts was obtained at 75, or included in the appropriate
category, and the student response questionnaire validation
obtained a score of 73.6 or entered the appropriate category.
Keywords: Interactive Learning Media, Storyline Articulation,
Collaboration In Digital Society
Pendahuluan
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Mata
Pelajaran Inforrmatika Kelas VII SMP Lkia Pontianak
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Maya Ulandari, Chandra Lesmana, Danar Santoso 50
Proses belajar mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan materi ajar ataupun
menerima materi ajar namun perlu adanya konsep yang jelas sehingga materi ajar dapat
tersampaikan dan diterima dengan jelas (Ramadani & Efriyanti, 2022). Dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar perlu adanya perancangan pengajaran agar proses belajar mengajar
berjalan efektif dan efisien sehingga memicu siswa yang aktif dalam belajar (Erwinsyah,
2017). Guru berperan sebagai pengajar, motivator, fasilitator, mediator, evaluator,
pembimbing, dan pembantu sehingga dituntut untuk dapat mengusai kelas saat proses
belajar mengajar berlangsung.
Berdasarkan pernyataan tersebut diperlukan sumber daya yang baik sehingga dapat
terbentuk sumber daya manusia sesuai dengan harapan. Sumber daya manusia yang baik
tersebut dapat diperoleh dari adanya mutu pendidikan yang diterapkan dalam pendidikan
yang diikuti oleh sumber daya manusia tersebut (Tahir, 2017). Salah satu cara untuk
meningkatkan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan media
pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Kemajuan teknologi mendorong terjadinya banyak perubahan, salah satunya dalam
bidang pendidikan yang melahirkan konsep media learning. Media learning adalah
pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer
sehingga mampu mendukung proses pembelajaran (Maulana, 2017). Perkembangan
teknologi yang pesat memberikan kemudahan pengguna dalam berinteraksi satu sama lain.
Jika pengguna tidak mengikuti perkembangan teknologi yang ada, maka pengguna akan
tertinggal dengan pengguna lain yang mengikuti perkembangan teknologi.
Kemajuan teknologi memberikan manfaat bagi pengguna namun juga memberikan
kerugian bagi pengguna. Hal itu dapat terjadi karena tidak adanya kontrol dalam mengikuti
perkembangan teknologi yang ada (Astuti & Rps, 2018). Penggunaan media learning akan
menjadi efektif dan efisien, karena belajar tidak hanya terpaku pada pertemuan antara guru
dengan murid dalam satu waktu. Fungsi adanya media learning yaitu dapat membantu guru
dalam menjelaskan materi-materi pelajaran yang bersifat abstrak sehingga siswa dapat
dengan mudah memahami materi pelajaran serta media learning juga dapat berfungsi
sebagai bahan ajar siswa secara individu diluar jam pelajaran di sekolah (Martha, Adi, &
Soepriyanto, 2018).
Dunia pendidikan kini telah dituntut untuk dapat memanfaatkan teknologi-teknologi
yang sangat dibutuhkan sesuai perkembangan dunia pendidikan (Nuryani & Handayani,
2020). Teknologi dan pendidikan kini telah memiliki kaitan yang sangat erat seolah-olah
teknologi merupakan kebutuhan primer yang tidak dapat dilepaskan dari dunia pendidikan.
Teknologi bisa digunakan oleh semua kalangan di dunia pendidikan.
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti SMP LKIA Pontianak, dengan ibu Ira
Ripa’ah, beliau mengatakan bahwa SMP LKIA Pontianak masih sangat kurang media
pendukung pembelajaran. Selama beliau mengajar beliau lebih sering menggunakan
metode ceramah dan berpedoman pada buku paket namun minat baca siswa juga sangat
sedikit akibatnya kegiatan belajar mengajar dikelas menjadi pasif. guru hanya
memanfatkan buku pegangan untuk mengajar didalam kelas.
Kurangnya media pembelajaran dalam proses pembelajaran juga mengakibatkan
tidak tercapainya tujuan pembelajaran karena berdasarkan hasil wawancara ke guru siswa
lebih senang apabila guru menggunakan media pembelajaran yang terdapat animasi dan
gambar pada media sehingga meningkatkan rasa ingin tahu terhadap materi yang ingin
dipelajari (Dwiqi, Sudatha, & Sukmana, 2020). Hal tersebut juga sama dengan yang
dijelaskan beberapa siswa, mereka mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran kurang
adanya media yang memudahkan siswa untuk memahami materi yang diajarkan dan
minimnya fasilitas dalam pembelajaran sehingga siswa merasa belajar Kolaborasi dalam
masyarakat digital kurang menarik. Saat ditanya mengenai materi mereka mengungkapkan
Vol. 3, No. 2, Juli 2022
p-ISSN 2798-4125;e-ISSN 2798-4311
51 glosains.greenpublisher.id
bahwa kurang menarik materi kolaborasi dalam masyarakat digital yang sering mereka lupa
(Sanjaya, 2020). Mereka membutuhkan media yang praktis dan inovatif agar lebih mudah
dipahami dan mudah diakses. Upaya mengatasi permasalahan yang dikeluhkan siswa
berdasarkan prasurvey yang dilakukan peneliti dan berdasarkan paparan beberapa diatas
maka penulis tertarik untuk mengembangkan suatu bahan ajar yang awalnya dalam bentuk
cetak menjadi media elektronik sehingga dapat diakses dimanapun dan dapat diakses secara
online dalam bentuk link dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran interaktif
dengan Articulate storyline Pada mata pelajaran informatika Materi Kolaborasi dalam
masyarakat digital di Kelas VII SMP LKIA Ponrianak”. Pengembangan media
pembelajaran interaktif ini dilakukan untuk menambah referensi yang telah ada dan lebih
memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran khususnya materi Kolaborasi
dalam masyarakat digital (Gamiarsi, Sukmawarti, & Alinur, 2021).
Penelitian tentang pengembangan media pembelajaran interaktif ini diharapkan
dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi dan dapat membantu guru dalam
proses pembelajaran didalam kelas (Intika, 2018). Selain itu diharapkan dengan
dikembangkannya media pembelajaran interaktif ini siswa dapat lebih aktif dan lebih
praktis dalam penggunaannya karena mudah diakses dimanapun dan kapanpun dengan
keterbatasan fasilitas yang disediakan.
Metode Penelitian
Rancangan pengembangan media pembelajaran interaktif dengan articulate
storyline pada mata pelajaran informatika materi Kolaborasi dalam masyarakat digital pada
kelas VII SMP LKIA Pontianak ini menggunakan rancangan pengembangan Analyze,
Desain, Develop, Implement, Evaluate (ADDIE). Pemilihan model ini didasari atas
pertimbangan bahwa model ini dikembangkan secara sistematis dan berpijak pada landasan
teoritis desain pembelajaran.
Gambar 1.1 Model R&D ADDIE
Adapun alat pengumpulan data yang digunakan berupa angket dan dokumentasi.
Cara memperoleh dokumentasi dengan menelaah dokumen, arsip atau data-data. Pada saat
melakukan dokumentasi SMP LKIA Pontianak peneliti melihat perangkat pembelajaran
seperti RPP mata pelajaran informatika pada materi Kolaborasi dalam masyarakat digital
kelas VII.
Menurut (Rukajat, 2018) angket merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk di jawabnya. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner
akan lebih objektif karena data berasal dari pengetahuan dan pendapat yang utuh dari
responden (Ismanto, 2018). Selain itu, responden dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Mata
Pelajaran Inforrmatika Kelas VII SMP Lkia Pontianak
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Maya Ulandari, Chandra Lesmana, Danar Santoso 52
lebih leluasa, tanpa adanya pengaruh oleh sikap mental hubungan antara peneliti dan subjek
penelitian, atau waktu yang tersedia dalam pemikiran jawaban. Data yang dikumpulkan
lebih mudah dianalisis karena pertanyaan pertanyaan yang diajukan bersifat tetap dan sama
antar masing-masing responden. Angket digunakan untuk mengetahui kelayakan media
dan mengetahui respon penilaian mahasiswa.
Pada penelitian ini, bentuk kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner tertutup.
Karena pada formulir kuesioner akan disediakan sejumlah alternatif jawaban. Jawaban
tersebut menggunakan skala 4 dengan 4 skala yaitu, sangat layak, layak, kurang layak, tidak
layak. Sehingga dengan itu responden hanya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai
dengan jawaban yang disediakan. Angket penelitian ditujukan kepada ahli media, ahli
materi dan mahasiswa. Hasil angket dianalisis menggunakan kriteria dengan skala 4, untuk
menafsirkan hasil pengukuran atau disebut juga penilaian.
Hasil dan Pembahasan
Pada tahap pengembangan, dengan membuat media pembelajaran interaktif yang
menyesuaikan kebutuhan siswa dan guru. Media pembelajaran interaktif dibuat kemudian
di review dan direvisi berdasarkan saran rekomendasi perbaikan produk.
a. Pengembangan Rancangan
Pada saat pertama kali membuka aplikasi media pembelajaran interaktif, maka akan
muncul tampilan cover media pembelajaran interaktif berisikan judul dan logo pendidikan
dan pada samping kiri e-media pembelajaran interaktif terdapat menu media pembelajaran
interaktif, adapun tampilan dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 1.2 Tampilan Cover Media pembelajaran interaktif
Setelah tampilan cover media pembelajaran interaktif, terdapat tampilan slide ke
dua yang berisikan menu materi yang berisikan materi dasar kolaborasi dalam masyarakat
digital, video, evaluasi dan profil pembuat, adapun tampilan Menu-menu dapat dilihat pada
gambar 1.3.
Vol. 3, No. 2, Juli 2022
p-ISSN 2798-4125;e-ISSN 2798-4311
53 glosains.greenpublisher.id
Gambar 1.3 Tampilan Menu-menu
Setelah slide tampilan menu-menu selanjutnya terdapat slide yang berisikan materi lima
materi yaitu:
1. Media sosial
2. Menyaring informasi palsu (Hoaks)
3. Transaksi digital
4. Intimidasi siber (cyberbullying)
5. Rekam jejak digital dan reputasi
Untuk memperjelas materi, adapun tampilan gambar dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
Gambar 1.4 Materi Media social
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Mata
Pelajaran Inforrmatika Kelas VII SMP Lkia Pontianak
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Maya Ulandari, Chandra Lesmana, Danar Santoso 54
Gambar 1.5 Materi Menyaring Informasi palsu (Hoaks)
Gambar 1.6 Materi Transaksi digital
Vol. 3, No. 2, Juli 2022
p-ISSN 2798-4125;e-ISSN 2798-4311
55 glosains.greenpublisher.id
Gambar 1.7 Materi Intimidasi siber (cyberbullying)
Gambar 1.8 Materi Rekam jejak digital dan reputasi
Setelah slide materi pada media pembelajaran interaktif terdapat slide video,
evaluasi, dan profil yang berisikan pembahasan materi kolaborasi dalam masyarakat
digital, soal pilihan ganda yang berguna untuk mengetahui kemampuan pengguna dalam
mempelajari media pembelajaran interaktif pada materi kolaborasi dalam masyarakat
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Mata
Pelajaran Inforrmatika Kelas VII SMP Lkia Pontianak
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Maya Ulandari, Chandra Lesmana, Danar Santoso 56
digital dan profil pembuat media pembelajaran interaktif, adapun gambar dapat dilihat
dibawah ini.
Gambar 1.9 Video Kolaborasi dalam masyarakat digital
Gambar 1. 10 Evaluasi atau latihan
Vol. 3, No. 2, Juli 2022
p-ISSN 2798-4125;e-ISSN 2798-4311
57 glosains.greenpublisher.id
Gambar 1.11 Tampilan Hasil akhir
Setelah slide hasil evaluasi terdapat slide terakhir yang berisikan profil dari
perancang media pembelajaran interaktif, adapun gambar dapat dilihat pada gambar 1.12
Gambar 1.12 Tampilan Profil perancang
a. Validasi
Media pembelajaran interaktif yang telah dikembangkan kemudian dievaluasi oleh
dua ahli, dua ahli media dan satu ahli materi. Berikut ini adalah hasil evaluasi
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Mata
Pelajaran Inforrmatika Kelas VII SMP Lkia Pontianak
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Maya Ulandari, Chandra Lesmana, Danar Santoso 58
dari media pembelajaran interaktif dengan Articulate storyline pada mata pelajaran
informatika materi kolaborasi dalam masyarakat digital pada kelas VII SMP LKIA
Pontianak.
1) Ahli Media
Pada tahap ini akan dilakukan tahap proses validasi ahli media, proses
validasi ahli media dilakukan oleh dua dosen, dosen validasi ahli media yang
pertama dilakukan oleh Ibu Nurbani, ST, M.Pd dan dosen validasi ahli media
yang kedua dilakukan oleh Ibu Isnania Lestari S.T, M.Pd. Menyatakan media
pembelajaran interaktif layak digunakan dengan perbaikan sesuai saran.
Adapun data hasil validasi ahli media pembelajaran interaktif peraspek oleh
ahli media disajikan sebagai berikut:
a. Uji Kelayakan Ahli Media
Hasil perhitungan angket kelayakan oleh dosen ahli media:
1. Aspek desain tampilan
Hasil =


%
=


% = 50%
Untuk memperoleh hasil dari aspek desai tampilan dapat kita hitung seperti cara
diatas, skor total yang diperoleh sebesar 40 dibagi dengan skor maksimum yaitu sebesar 80
kemudian dikali 100% maka hasil yang didapat yaitu 50%
2. Aspek video
Hasil =


%
=


% = 87,5%
Untuk memperoleh hasil dari aspek desai tampilan dapat kita hitung seperti cara
diatas, skor total yang diperoleh sebesar 14 dibagi dengan skor maksimum yaitu sebesar 16
kemudian dikali 100% maka hasil yang didapat yaitu 87,5%
3. Aspek animasi
Hasil =


%
=


% = 84,3%
Untuk memperoleh hasil dari aspek desai tampilan dapat kita hitung seperti cara
diatas, skor total yang diperoleh sebesar 13,5 dibagi dengan skor maksimum yaitu sebesar
16 kemudian dikali 100% maka hasil yang didapat yaitu 84,3%
4. Aspek Kemudahan Pengguna media
Hasil =


%
=
% = 87,5%
Untuk memperoleh hasil dari aspek desai tampilan dapat kita hitung seperti cara
diatas, skor total yang diperoleh sebesar 7 dibagi dengan skor maksimum yaitu sebesar 8
kemudian dikali 100% maka hasil yang didapat yaitu 87,5%.
Vol. 3, No. 2, Juli 2022
p-ISSN 2798-4125;e-ISSN 2798-4311
59 glosains.greenpublisher.id
Tabel 1.3 Hasil Validasi Ahli media
NO
Aspek
penilaian
Skor
maksimum
Skor
diperoleh
Skor
%
Kategori
1
Aspek desain
tampilan
80
40
50%
Kurang
layak
2
Aspek video
16
14
87,5
Layak
3
Aspek
animasi
16
13,5
84,5
Layak
4
Aspek
kemudahan
pengguna
media
8
7
87,5
Layak
Total
120
74,5
Hasil
konverasi
77,3
Layak
Berdasarkan Tabel 1.3 diperoleh hasil secara total diketahui bahwa validasi ahli media
memiliki skor rata-rata sebesar 77,3 atau masuk dalam kategori Layak.
b. Ahli Materi
Pada tahap validasi ahli materi dilakukan oleh satu guru, guru validasi ahli materi
yaitu Ibu Ira Ripa’ah, S.Pd, menyatakan media pembelajaran interaktif layak
digunakan sesuai saran.
Adapun data hasil validasi media pembelajaran interaktif oleh ahli materi disajikan
sebagai berikut:
1. Aspek Kesesuain materi
Hasil =


%
=


 = 75%
Untuk memperoleh hasil Aspek desain tampilan dapat kita hitung seperti cara
diatas, skor total yang diperoleh sebesar 24 dibagi dengan skor maksimum yaitu sebesar 32
kemudian dikali 100% maka hasil yang didapat yaitu 75%
2. Aspek Kesesuain bahasa
Hasil =


%
=


 = 75%
Untuk memperoleh hasil Aspek desain tampilan dapat kita hitung seperti cara
diatas, skor total yang diperoleh sebesar 12 dibagi dengan skor maksimum yaitu sebesar 16
kemudian dikali 100% maka hasil yang didapat yaitu 75%
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Mata
Pelajaran Inforrmatika Kelas VII SMP Lkia Pontianak
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Maya Ulandari, Chandra Lesmana, Danar Santoso 60
Tabel 1.4 Hasil validasi ahli materi
NO
Aspek Penilaian
Jumlah
butir
Skor
maksimal
Skor
perolehan
Skor
%
Kategori
1
Aspek kesesuain
materi
8
32
24
75%
Layak
2
Aspek kesesuain
bahasa
4
16
12
75%
Layak
Total
12
48
36
Hasil
Konverasi
75%
Layak
Berdasarkan Tabel 1.4 diperoleh hasil secara total diketahui bahwa validasi ahli
materi memiliki skor rata-rata sebesar 75 atau masuk dalam kategori Layak.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa
berdasarkan penelitian pengembangan media pembelajaran interaktif dengan Articulate
storyline pada mata pelajaran informatika materi kolaborasi dalam masyarakat digital di
kelas VII SMP LKIA Pontianak dapat dikembangkan dengan baik setelah media
pembelajaran interaktif di validasi oleh ahli media dan ahli materi, media pembelajaran
interaktif sudah dapat digunakan dalam pembelajaran kolaborasi dalam masyarakat
digital. Berdasarkan basil penelitian diketahui bahwa kelayakan media pembelajaran
interaktif dengan Articulate storyline pada mata pelajaran informatika materi kolaborasi
dalam masyarakat digital di kelas VII SMP LKIA Pontianak dari segi media dan materi
tergolong layak. Rata-rata skor dari ahli media adalah sebesar 77,3 atau tergolong layak.
Rata-rata skor dari ahli materi adalah sebesar 75 atau tergolong layak. Berdasarkan hasil
respon dari pengguna atau siswa di dapat skor rata-rata sebesar 73,6 dengan kategori layak.
Bibliography
Astuti, Ana Puji, & Rps, Anike NUrmalita. (2018). Teknologi komunikasi dan perilaku
remaja. Jurnal Analisa Sosiologi, 3(1), 91111.
Dwiqi, Gede Cris Smaramanik, Sudatha, I. Gde Wawan, & Sukmana, Adrianus I. Wayan
Ilia Yuda. (2020). Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif mata pelajaran
IPA untuk siswa SD kelas V. Jurnal Edutech Undiksha, 8(2), 3348.
Erwinsyah, Alfian. (2017). Manajemen kelas dalam meningkatkan efektifitas proses
belajar mengajar. TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5(2), 87105.
Gamiarsi, Ria, Sukmawarti, Sukmawarti, & Alinur, Alinur. (2021). Pengembangan Media
Ajar Berbasis Digital pada Materi Bangun Datar di Kelas IV SD. AFoSJ-LAS (All
Fields of Science Journal Liaison Academia and Society), 1(4), 234244.
Herawati, Nita Sunarya, & Muhtadi, Ali. (2018). Pengembangan modul elektronik (e-
modul) interaktif pada mata pelajaran Kimia kelas XI SMA. Jurnal Inovasi Teknologi
Pendidikan, 5(2), 180191.
Intika, Tiurida. (2018). Pengembangan Media Booklet Science for Kids Sebagai Sumber
Belajar Di Sekolah Dasar. JRPD (Jurnal Riset Pendidikan Dasar), 1(1), 1017.
Ismanto, Kuat. (2018). Literasi Masyarakat dan Dampaknya terhadap Minat Menjadi
Nasabah Bank Syariah. HUMAN FALAH: Jurnal Studi Ekonomi Dan Bisnis Islam.
Vol. 3, No. 2, Juli 2022
p-ISSN 2798-4125;e-ISSN 2798-4311
61 glosains.greenpublisher.id
Martha, Zeny Dwi, Adi, Eka Pramono, & Soepriyanto, Yerry. (2018). E-book berbasis
Mobile learning. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 1(2), 109114.
Maulana, Gun Gun. (2017). Pembelajaran Dasar Algoritma Dan Pemrograman
Menggunakan El-Goritma Berbasis Web. J. Tek. Mesin, 6(2), 8.
Nuryani, Danik, & Handayani, Ita. (2020). Kompetensi Guru Di Era 4.0 Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan. PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG.
Rahmatullah, Muhammad Imam. (2019). Pengembangan Konsep Pembelajaran Literasi
Digital Berbasis Media E-Learning Pada Mata Pelajaran PJOK di SMA Kota
Yogyakarta. Journal Of Sport Education (JOPE), 1(2), 5665.
Ramadani, Rahmat, & Efriyanti, Liza. (2022). PERANCANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID PADA MATA PELAJARAN FIKIH
UNTUK KELAS XI IPS DI MAN 1 PASAMAN. Humantech: Jurnal Ilmiah
Multidisiplin Indonesia, 2(01), 106115.
Rukajat, Ajat. (2018). Pendekatan penelitian kualitatif (Qualitative research approach).
Deepublish.
Sanjaya, Ridwan. (2020). 21 Refleksi Pembelajaran Daring di Masa Darurat. SCU
Knowledge Media.
Tahir, Wahid. (2017). Pengembangan manajemen sumber daya manusia terhadap
peningkatan mutu pendidikan. Jurnal Inspiratif Pendidikan, 6(1), 114.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-
ShareAlike 4.0 International License.