Vol. 3, No. 2, Juli 2022
p-ISSN 2798-4125;e-ISSN 2798-4311
62 glosains.greenpublisher.id
PELATIHAN SOSIAL MEDIA FACEBOOK ADS DAN INSTAGRAM
FOR BUSINESS DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN
Rendra Trisyanto Surya
1
, Etti Ernita Sembiring
2
, Sudjana
3
Fatmi Hadiani
4
, Endang Hatma Juniwati
5
1,2,3
Prodi Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Bandung
4,5
Prodi D3 Keuangan dan Perbankan, Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri
Bandung
1
Rendratris2013@Gmail.com,
2
etti.ernita@polban.ac.id,
3
Sudjana.apih@yahoo.com,
4
fatmi.hadian@Polban.ac.id,
5
ehjuniwati@polban.ac.id
Diterima:
25 Juni 2022
Direvisi:
10 Juli 2022
Disetujui:
12 Juli 2022
Abstrak
Munculnya “Cimahi Mall”, awalnya karena tumbuhnya
kebutuhan masyarakat ekonomi kelas menengah dan bawah di
Kota Cimahi terhadap baju-baju Fashion yang semakin trendi
dan beragam, namun dengan harga yang terjangkau (murah).
Sewa toko yang relative murah menyebabkan mayoritas toko di
mal ini masuk dalam kategori Usaha Mikro, dengan rata-rata
omset sekitar Rp 30 juta sebulan. Namun, maraknya bisnis toko
online menyebabkan sebagian besar toko tenan ini mengalami
penurunan omset penjualan yang cukup serius. Tim PKM
POLBAN kemudian mencari solusi dengan mengadakan
pelatihan dan kegiatan Pendampingan untuk meningkatkan
Kasadaran (Awareness) para pelaku bisnis skala UMKM ini
tentang pentingnya “Digital Business” dan memasarkan produk
mereka. Dan kemudian mengajari ketrampilan penggunaan
Facebook dan Instagram untuk promosi secara online, agar
penjualan mereka kembali normal. Hasil dari Pelatihan dua kali
ini, menunjukkan adanya peningkatan penjualan, yaitu sebesar
28% saat mulai menggunakan Facebook Ads.Terjadi juga
peningkatan yang cukup signifikan setelah menggunakan fitur
“Instagram for Business”. Namun, peningkatan penjualan ini
tidak merata. Ada gap” yang cukup besar di setiap tenan toko
yang mengikuti Pelatihan. Salah satu faktor penyebab adalah,
adanya perbedaan generasi dalan motivasi didalam
memanfaatkan HP dan Sosesial Media. Peserta yang berusia di
bawah 30 tahun (Generasi Milenial) cenderung lebih aktif dan
berani dalam memanfaatkan HP mereka untuk melakukan
promosi produk secara online. Tidak terbebani secara psikologis
terhadap IT Literacy dan gaya komunikasi spontan konsumen
internet. Sebaliknya, peserta yang berusia diatas 40 tahun,
terlihat gamang dan ragu-ragu dalam memulai kegiatan promosi
menggunakan Sosial Media.
Kata kunci: Facebook Ads, Instagram For Promotion, Social
Media
Abstract
Pelatihan Sosial Media Facebook Ads dan Instagram For
Business Dalam Meningkatkan Penjualan
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Rendra Trisyanto Surya, Etti Ernita Sembiring, Sudjana, Fatmi Hadiani, Endang
Hatma Juniwati 63
The emergence of "Cimahi Mall", initially due to the growing
needs of the middle and lower class economic community in
Cimahi City for fashion clothes that are increasingly trendy and
diverse, but at affordable (cheap) prices. The relatively cheap
rent for stores causes the majority of shops in this mall to be
included in the Micro Business category, with an average
turnover of around Rp. 30 million a month. However, the rise of
online store business has caused most of these tenants to
experience a serious decline in sales turnover. The PKM
POLBAN team then looked for solutions by holding training and
mentoring activities to increase the Awareness of these MSME
scale business actors about the importance of “Digital
Business” and marketing their products. And then teach the
skills of using Facebook and Instagram for online promotion,
so that their sales return to normal. The results of this two-time
training show an increase in sales, which is 28% when they start
using Facebook Ads. There was also a significant increase after
using the “Instagram for Business feature. However, this
increase in sales was uneven. There is a fairly large “gap” in
every shop tenant who participates in the Training. One of the
contributing factors is, there are differences in generation and
motivation in using cellphones and social media. Participants
who are under 30 years old (Millennial Generation) tend to be
more active and brave in using their cellphones to promote
products online. Not psychologically burdened with IT Literacy
and the spontaneous communication style of internet
consumers. On the other hand, participants who are over 40
years old, look giddy and hesitant in starting promotional
activities using Social Media.
Keywords: Facebook Ads, Instagram For Promotion, Social
Media)
Pendahuluan
Usaha Mikro Kecil (UKM) merupakan instrumen meningkatkan pendapatan
masyarakat (Wibawa & Anggitaria, 2020). Di Kota Cimahi, Jawa Barat yang populasinya
sekitar 850.000 jiwa tersebut, hanya sekitar 2000 UMKM yang memanfaatkan Teknologi
Informasi mendukung kegiatan bisnis. Perkembangan Teknologi Informasi, khususnya
Toko Online yang semakin cepat dan menyebar ke semua aspek saat ini, menyebabkan
daya resistensi Usaha Mikro akhir-akhir ini mulai goyah (fragile) (Pranoto, 2018). Terlebih
lagi, UKM yang bergerak dalam bidang penjualan Baju (Fashion) dan asesori.
Rendahnya tingkat “IT Literacy” di kalangan pelaku Usaha Mikro tersebut menjadi
salah satu penyebab. Bisnis baju merupakan bisnis yang karakteristiknya sangat mudah
tergantikan oleh “bisnis online”. Produk ini mudah dikirim ke lokasi yang jauh, dengan
ongkos kirim yang murah. Kondisi ini juga terjadi di Kota Cimahi, khususnya di
lingkungan Cimahi Mall” yang berlokasi di Jalan Sriwijaya, Cimahi. Di Mal sederhana
ini, hanya sekitar 6% tenan (penyewa toko) yang peduli, yakin dan mampu memanfaatkan
Aplikasi Sosial Media untuk `mempromosikan produknya.
Akibatnya, dari waktu ke waktu terjadi penurunan omset mereka sampai 15%
setiap tahun. Namun penyewa (tenan) toko di “Cimahi Mall ini masih bertahan karena
adanya “Captive Market” yang pola berbelanjanya pola konvensional. Mereka para
Vol, 3, No. 2, Juli 2022
p-ISSN 2798-4125;e-ISSN 2798-4311
64 glosains.greenpublisher.id
konsumen tipe ini belanja karena berdasarkan kepercayaan dari orang yang pernah belanja
di tempat itu. Studi oleh Stokes dan Lomax (2002) menujukkan, bawa masyarakat
kovensional dalam berbelanja memiliki karakter yang disebut dengan “Word of mouth”.
Mereka percaya jika sudah mendapat rekomendasi dari temannya (Antika & Andjarwati,
2016).
Masyarakat konvensional yang datang keCimahi mall” ini berasal dari usia yang
lebih tua, dan yang berasal dari wilayah pinggiran Cimahi, seperti Padalarang, Cikalong
Wetan, Cipatat, Cijambe, Cijerah, Cisarua, Cipeundey dan sekitarnya. Umumnya
masyarakat konvensional ini dalam perilaku belanjanya belum percaya menggunakan
sosial media.
“Traditional communication theory considers ‘word of mouths’ (WOM) as having
a powerful influence on consumer behaviour (Herr PM cs). The WOM theory suggest that
the information communicated by frends and relatives is construed as more credible,
honest, and trust-worthy than that generated by marketers because the communications are
not compensated for the referral”.
Meskipun bersifat captive”, namun konsumen yang preferensi membelinya
hanya mengandalkan WOM tersebut, semakin hari semakin berkurang yang datang ke
“Cimahi Mall”, yang mengakibatkan terjadinya penurunan omset penjualan secara
signifikan. Untuk membantu permasalahan ini, maka diadakan Pelatihan (Training) sebagai
bagian dari rencana jangka Panjang, yaitu Pembuatan Sistem Informasi Penjualan Online.
Tahun pertama dari kegiatan Pengabdian Masyarakat POLBAN ini, adalah dengan
membekali mereka pengetahuan dasar mengenai Digital Business”, dan memberi
pelatihan ketrampilan menggunakan dua aplikasi Sosial Media yang paling popular saat ini
di Indonesia, yaitu Facebook (FB) dan Instagram (IG). Dengan menggunakan FB dan IG,
mereka menjadi aktif melakukan promosi (memperkenalkan) produk fashion nya secara
lebih luas, dan kembali merebut hati konsumen generasi milenial (konsumen muda) yang
selama ini berkurang datang ke “CImahi Mall” tesrebut.
Metode Penelitian
Metode pelaksanaan Pelatihan ini dilakukan dengan mengkombinasikan Teori untuk
pemahaman konsep dasar “Digital Business dengan menggunakan metode pengajaran
ceramah (lecturing). Dan diikuti dengan Praktek langsung di HP masing-masing peserta
menggunakan Metode Belajar yang disebut dengan “Demonstrasi Konsep”, yaitu para
Peserta sebelum praktek menonton terlebih dahulu langkah praktek yang akan
dikerjakannya tersebut, berdasarkan Video Multimedia yang ditampilkan.
Pelatihan dilakukan sebanyak dua kali, dengan jeda waktu sebulan. Adanya waktu
jeda ini di antara dua Pelatihan tersebut, dimaksudkan untuk memberi ruang kepada para
peserta yang telah mendapatkan pelatihan (Badaruddin, 2015).
Facebook untuk bisnis ini untuk menerapkannya terlebih di lingkungan toko masing-
masing, sebelum masuk ke Pelatihan kedua. Jedah waktu ini, juga dimaksudkan untuk
memberi waktu dilakukannya kegiatan Pendampingan dan pengumpulan data penjualan
untuk mengukur efektivitas pelatihan (WULANDARI, 2020). Dalam kegiatan
Pendampingan ini dilakukan pendalaman materi dan konsultasi implementasi. Kegiatan
Pendampingan ini memonitor tingkat penjualan sebelum dan sesudah Pelatihan.
Hasil dan Pembahasan
Karakterisktik Peserta Pelatihan
Para peserta Pelatihan ini, adalah pemilik atau penyewa toko di Gedung “Cimahi
Vol. 3, No. 2, Juli 2022
p-ISSN 2798-4125;e-ISSN 2798-4311
Rendra Trisyanto Surya, Etti Ernita Sembiring, Sudjana, Fatmi Hadiani, Endang
Hatma Juniwati 65
Mall”, yang bersedia mengikuti kegiatan ini, adalah sebanyak 95% penjual Baju
(Fashion). Terdaftar sekitar 18 Peserta (toko) yang bersedia berpartisipasi dalam kegiatan
ini, yang merupakan campuran antara pemilik toko, penyewa maupun pramuniaga.
Pendidikan mereka rata-rata tamat SMA (bahkan ada yang mahasiswa dan sarjana), dengan
usia mulai dari 18 tahun hingga 60 tahun. Sebagian dari mereka sudah sering menggunakan
Facebook dan Instagram (terutama dari kalangan yang muda). Namun mayorutas Peserta
belum begitu paham dengan Sosial Media untuk bisnis (Ali & Purwandi, 2017).
Pelaksanaan Pelatihan Facebook
Topik pelatihan pertama adalah Pengenalan Digital Marketing” dan “Penggunaan
FACEBOOK untuk Promosi”. Peserta diperkenalkan dengan situasi bisnis saat ini yang
mulai marak di Internet, termasuk pembahasan berbagai bentuk promosi online yang
dikenal dengan konsep “Digital Marketing” yang perlu dilakukan oleh pelaku usaha UKM.
Uraian ditutup dengan proses tanya-jawab dan diskusi.
Semua peserta diwajibkan terlebih dahulu mengerjakan PRE-TEST untuk mengukur
pemahaman.
Sebelum mengikuti pelatihan ini. Pre-test dibuat dalam bentuk 15 soal Multi-
choice yang mencakup materi Digital marketing dan Facebook for Business. Dari hasil Pre-
Test diperoleh angka rata-rata sebesar 52%. Ini menunjukkan, bahwa Facebook sudah
dikenal dengan cukup baik oleh rata-rata para Peserta. Pra-syarat ini indikasi lebih
memudahkan tercapainya objektif Pelatihan pertama ini dengan baik (efektif) (CINDY,
2022).
Pelatihan ini dimulai dengan memperkenalkan dengan konsep dasar iklan,
khususnya Promosi. Bisnis apapun, termasuk penjualan produk Fashion yang dilakukan
oleh UMKM (Oktaviani & Rustandi, 2018). sekalipun, pada hakekatnya adalah menjual
sehingga perlu diperkenalkan agar dibeli. Itu artinya, harus dilengkapi dengan kegiatan
PEMASARAN. Hanya persoalannya, sebelum era Sosial Media seperti sekarang kegiatan
ini hanya bisa dilakukan oleh perusahaan besar (Prasetyo & Trisyanti, 2018).
Karena harus memasang iklan di Radio, Surat Kabar/Majalah/TV, Brosur, Baliho
dan sebagainya, yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Banyak pekau usaha UKM
tidak mampu melakukannya. Namun, sekarang di jaman serba Internet ini, maka Aplikasi
Facebook yang sudah ada disetiap HP tersebut dengan fitur yang telah berkembang
sedemikian rupa, telah memudahkan bagi siapa saja melakukan promosi secara online.
Bahkan, sebagian besar kegiatan promosi melalui Sosial Media ini hampir tidak berbayar
(Free).
Pada sesi Praktik, peserta belajar langsung dengan HP masing-masing
“Bagaimana Membuat Facebook Ads”. Ini merupakan fasilitas yang relative baru.
Fasilitas ini dilengkapi dengan fitur Ads sehingga mempermudah FB User untuk
melakukan promosi produk dengan jangkauan konsumen yang lebih luas (Santoso, 2018).
Fasilitas ini berbayar, namun dengan biaya yang sangat terjangkau. Hanya dengan Rp
50,.000 maka selama tiga hari pihak perusahaan Facebook membantu memasarkan produk
dengan membuat target pasar yang sesuai ke sebanyak 10.000 user FB (Rachmawati,
2018). Target Pasar yang dituju dibuat seara otomatis berdasarkan algoritma Facebook.
Pada akhir pelatihan, peserta kemudian melakukan Post-test. Dari hasil Post-test
tampak ada kenaikkan pemahaman. Nilai rata-rata Pre-Test sebelumnya 52%, meningkat
menjadi 61%. Artinya, kegiatan Training-1 ini telah dilakukan menggunakan metode,
sarana dan materi yang cukup efektif. Setelah pelatihan usai, sebulan kemudian toko para
Peserta didatangi untuk melakukan “Program Pendampingan” (konsultasi).
Vol, 3, No. 2, Juli 2022
p-ISSN 2798-4125;e-ISSN 2798-4311
66 glosains.greenpublisher.id
Berikut data penjualan yang diperoleh sebulan setelah Pelatihan Facebook dilaksanakan:
Tabel 1.1 Data Penjualan “Sebelum” dan “Sesudah” Dilakukan Training
Pertama
Berdasarkan tabel tersebut, tergambar penjualan rata-rata tiap peserta selama bulan
Agustus 2019 sebelum mengikuti training “Facebook for Businessdan Setelah mengikuti,
ada kenaikkan penjualan yang cukup signifikan pada Bulan September 2019, yaitu sebesar
28%. Tampak faktor IT Literacy dan usia menetukan kenaikkan ini. Bagi peserta yang
berusia lebih tua, tidak banyak kenaikkan yang terjadi, bahkan cenderung Stagnan.
Kenaikkan penjualan sebesar 28% tersebut ditentukan juga oleh faktor penjualan
fisik yang memengaruhi, namun angka ini mengindikasikan bahwa pelatihan Facebook
yang diberikan ke para Peserta cukup bermanfaat. Namun disisi lain, tampak ada beberapa
toko yang tidak mengalami kenaikkan. Pengaruh IT Literacy, usia dan posisi sebagai
pramuniaga (bukan pemilik langsung) juga memengaruhi efektivitas implementasi
Facebook ini (Noor, ST, & MH, 2021).
Pelaksanaan Pelatihan Kedua Instagram
Training kedua, dilakukan setelah jedah sebulan. Fokus pelatihan adalah
mengajarkan pelatihan penggunaan Instagram untuk Promosi, khususnya pada bisnis
produk Baju (Fashion). Sebagaimana pelatihan pertama, maka pelatihan kedua dimulai
dengan mengadakan Pre-Test. Dari hasil Pre-Test, tampak bahwa para peserta sudah lebih
mengenal secara lebih baik Instagram (IG).
No
Nama Toko
Rata2 Pj
Rata2 Pj
%
kenaikkan
dan Lokasi Tenant
Agustus
2019
Sep-19
1
"Frida Collection"
(LG F 18)
1.200.000
2.500.000
108%
2
"FC" (LG E2 1)
1.400.000
2.500.000
79%
3
"Lia Collection" (LG
F17)
2.500.000
3.000.000
20%
4
"Yeni's Collection"
(LG F21)
7.255.000
5.700.000
-21%
5
(GF D2)
2.000.000
3.500.000
75%
6
(GF C5 3)
3.500.000
3.700.000
6%
7
(GF E2 2)
3.500.000
4.500.000
29%
8
(GF B6 11)
2.500.000
2.000.000
-20%
9
(GF C3 5)
5.500.000
9.000.000
64%
10
"Rania" (LG E1 6)
2.500.000
2.500.000
0%
11
"RC" (LG E 16)
2.500.000
2.500.000
0%
12
"Toko faris" (LG E )
2.500.000
2.500.000
0%
% Rata2 Kenaikkan Penjualan
28%
Pelatihan Sosial Media Facebook Ads dan Instagram For
Business Dalam Meningkatkan Penjualan
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Rendra Trisyanto Surya, Etti Ernita Sembiring, Sudjana, Fatmi Hadiani, Endang
Hatma Juniwati 67
Bahkan tingkat pemahamannya lebih tinggi dibandingkan dengan Pre-Test yang
mereka lakukan saat mengikuti Pelatihan Facebook. Untuk Instagram, nilai rata-rataPre-
Test ini sebesar 59%. Meskipun tampak kemampuan ini tidak merata di antara Peserta, dan
cenderung adanya gap yang cukup besar (Penggalih, 2016). Namun dari nilai rata-rata Pre-
Test ini menunjukkan bahwa pemahaman dasar peserta terhadap penggunaan aplikasi
Instagram sudah baik.
Dalam pelatihan ini juga dipaparkan data statistik tentang pemakaian Instagram di
Indonesia. Indonesia dinyatakan sebagai negara kedua terbesar di Asia yang masyarakatnya
paling banyak menggunakan Instagram. Dan Instagram merupakan media social media
yang paling cocok untuk memasarkan produk Fashion, karena fokus kelebihannya pada
fitur visualisasi gambar dalam bentuk Photo (Febriani & Dewi, 2019).
Fakta lain menunjukkan bahwa 89% pengguna Instagram merupakan kaum Hawa
(wanita) yang berusia 18 hingga 34 tahun. Data tersebut kemudian menjadi penting bagi
pelaku usaha UKM di “Cimahi mall” yang dodominasi oleh toko Fashion tersebut. Karena
dengan demkian, mereka perlu menyesuaikan produk yang dijual dengan selera konsumen
dengan rentang seperti ini.
Diakhir pelatihan diadakan Post-test dengan hasil rata-rata peningkatan
pemahaman sekitar 20%, yaitu dari nilai rata-rata 59 ( Pre-test) ke angka 71 (Post-test).
Sedangkan data penjualan yang dikumpulkan dua minggu SETELAH pelatihan ini, adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.2 “Data Penjualan “Sebelum” dan “Sesudah” Training Kedua”
No
Nama Peserta
Nama Toko
Penjualan
Penjualan dua
minggu
Oktober
2019
Sd tgl 19 Nov
2019
1
Putri Andani
"Frida Collection" (LG
F 18)
Rp2.700.000
Rp1.300.000
2
Farida
"FC" (LG E2 1)
Rp2.700.000
Rp1.300.000
3
Aryanti
"Lia Collection" (LG
F17)
Rp3.500.000
Rp3.500.000
4
Tuti Puspa Yeni
"Yeni's Collection"
(LG F21)
Rp5.000.000
Rp5.750.000
5
Wahyu
(GF C5 3)
Rp5.000.000
Rp4.500.000
6
Basri/Mira
(GF B6 11)
Rp3.500.000
Rp2.500.000
7
Roni Hamzah
(GF B1 5)
Rp9.000.000
Rp9.000.000
8
Rachmawati
"Rania" (LG E1 6)
Rp2.500.000
Rp3.000.000
9
Ismi Faris
Toko "faris" (LG E)
Rp6.000.000
Rp8.000.000
Rp39.900.000
Rp38.850.000
Vol. 3, No. 2, Juli 2022
p-ISSN 2798-4125;e-ISSN 2798-4311
68 glosains.greenpublisher.id
Meskipun data penjualan November 2019 sebagaimana Tabel-2, hanya mencatat
data penjualan sampai dengan dua minggu pertama. Namun total penjualan di bulan
November tersebut mendekati total penjualan Oktober 2019 (sebelumnya). Hal ini
menunjukkan, bahwa aplikasi Instagram yang telah diajarkan berpengaruh dalam
meningkatkan penjualan UMKM (Purwana, Rahmi, & Aditya, 2017).
Meskipun peningkatan tersebut tidak merata untuk semua toko para peserta.
Sebagaimana Facebook pada Training-1, maka kunci sukses menggunakan Aplikasi
Instagram (IG) banyak ditentukan oleh beberapa factor: Kebiasaan ber-Media Sosial
sebelumnya, Kreativitas dan Keberanian mencoba untuk masuk ke dunia internet , dan
kemauan untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Sosial Media (Customer Intimacy)
Kesimpulan
Menurunnya omset pelaku usaha UMKM di berbagai Mal disebabkan oleh beberapa
factor, salah satunya oleh keberadaan bisnis secara online. Bisnis Fashion dan asesori salah
satu bidang yang paling banyak dipengaruhi oleh berkembangnya bisnis online di Internet.
Produk Fashion yang punya karakteristik tahan lama mudah serta murah jika dikirimkan
dari jarak jauh ke lokasi manapun. Selain itu, mayoritas konsumen online adalah para
konsumen generasi muda milenial, yang HP sudah menjadi bagian dari aktivtasnya,
termasuk dalam berbelanja.
Oleh karena itu, UMKM di Cimahi Mall” perlu diberdayakan dengan berbagai
program kegiatan PKM dan Pelatihan mengenai bisnis online ini. Pelatihan mengenai
konsep “Digital Marketing” dengan pendekatan yang praktis menjadi penting. Latihan
praktek menggunakan Sosial Media sebagai sarana Promosi seperti menggunakan
Facebook (FB) dan Instagram (IG), dua aplikasi sosmed yang popular di Indonesia menjadi
kunci sukses meningkatkan kembali penjualan mereka.
Meskipun Peserta dalam PKM ini belum mewakili jumlah tenan (toko) di Cimahi
Mall yang jumlahnya saat ini 120 toko. Namun, Peserta yang ikut terbukti meningkat
pemahamannya tentang dunia bisnis online dan kompetensi didalam menggunakan Social
Media, khususnya untuk bisnis. Sebelum training-1 dilakukan, pemahaman mereka
terhadap Konsep Dasar Digital Marketing dan Facebook untuk Promosi hanya sebesar
52%. Setelah mengikuti Pelatihan, naik menjadi 61%. Kemudian setelah sebulan dilakukan
kegiatan konsultatif (Pendampingan) dengan mendatangi toko-toko para Peserta tersebut,
tampak dari data rata-rata penjualan mereka meningkat sebesar 28%.
Sedangkan training kedua yang mengajarkan pemakaian Instagram untukl bisnis.
Maka rata-rata pemahaman Peserta sebelum training sudah cukup tinggi, yaitu sebesar 67%
(Pre-Test). Setelah dilakukan Training-2, maka rata-rata pemahaman peserta kemudian
meningkat menjadi 71%. Peningkatan pemahaman untuk Pelatihan Instagram tidak terlalu
besar. Beberapa faktor yang mempengaruhinya adalah, sebagian Peserta sudah mengenal
Instagram. Beberapa pelaku usaha UMKM di “Cimahi mall” ini, khususnya yang berusia
muda, telah menjalankan Instagram for Business sejak lama. Akan tetapi, mayoritas peserta
yang berusia lebih tua baru mengenal materi Instagram untuk promosi pasa saat menghadiri
pelatihan.
Jadi, dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa ketimpangan pemahaman dan
ketrampilan yang cukup tajam tersebut dipengaruhi oleh factor umur. Rata-rata Peserta
yang telah berusia diatas 40 tahun, tingkat penguasaannya dan keinginannya terhadap
pemanfaatan Instagram untuk Bisnis mereka masih dibawah 60%.Bahkan beberapa
diantaranya belum menjalankannya di dunia ril. Sebaliknya, Peserta muda dibawah usia
30 tahun, tingkat penguasaanya sudah diatas 60% dan langsung mempraktekkannya.
Penelitian dari Trainggono W (2016), menujukkan bahwa efektivitas penggunaan
aplikasi Instagram for Business” (dikatakannya sebagai: Level of Adoption”),
Pelatihan Sosial Media Facebook Ads dan Instagram For
Business Dalam Meningkatkan Penjualan
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Rendra Trisyanto Surya, Etti Ernita Sembiring, Sudjana, Fatmi Hadiani, Endang
Hatma Juniwati 69
dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu “perception of usefulness” dan perceived of use”.
Wu he cs (2017) menambahkannya dengan faktor “perceived enjoyment” . Jadi harus ada
rasa senang dengan sosial media agar promosi yang dilakukan dengan pendekatan konsep
Customer Intimacy tersebut efektif dan tidak menjadi beban psikologi karena harus
menjawab begitu banyak pertanyaan konsumen online.
Faktor lain yang mempengaruhi efektivitas penggunana social media adalah factor:
“Age, educational level, familiarity with Social media, and willingness to try out new
tecnolgy(Wu he, Feng-Kwei Wang, Yong Chen and Shenghua Zha, 2017). Temuan ini
sejalan dengan hasil pengamatan yang penulis lakukan selama kegiatan PKM Polban di
“Cimahi Mallini. Para Peserta yang berusia diatas 40 tahun, tampak lambat menerima
pengetahuan baru, dan menganggap SULIT mempelajari Instagram. Bahkan cukup banyak
di antara mereka yang masih meragukan manfaat praktis dari penggunaan Instagram untuk
promosi. Memang sebagaimana halnya kegiatan promosi, perlu proses waktu untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan, karena dalam konteks bisns online ada faktor TRUST
yang juga snagat menentukan.
Kami, Tim PKM POLBAN di “Cimahi Mall” mengucapkan terima kaish kepada
Pimpinan Manajemen Gedung Cimahi Mall” yang telah memberi ijin dan dukungan
terhadap kegiatan PKM ini hingga terlaksana dengan baik. Juga terima kasih buat Peserta
para pemilik toko yang bersedia ikut kegiatan Pelatihan ini dan sekaligus memberi
masukkan berharga. Juga para mahasiswa jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Bandung
yang membantu pelaksaaan kegiatan PKM ini.
Berukut beberapa photo kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Polban
di “Cimahi Mall” tersebut:
Photo 1.1 Para peserta sedang Praktek Facebook for BusinessdiHP masing-masing
dengan menggunakan Modul yang disediakan dan Video Training
Photo1.2 Para peserta sedang berdiskus
Vol, 3, No. 2, Juli 2022
p-ISSN 2798-4125;e-ISSN 2798-4311
70 glosains.greenpublisher.id
Photo 1.3 Para peserta sedang Praktek Instagram for Busniess dengan dipandu para
Mahssiwa
Bibliography
Ali, Hasanuddin, & Purwandi, Lilik. (2017). Milenial nusantara. Gramedia Pustaka Utama.
Antika, Bunga Windy, & Andjarwati, Anik Lestari. (2016). Pengaruh kemudahan dan
emotional factor terhadap word of mouth dengan kepuasan sebagai variabel
intervening (studi pada konsumen olx di surabaya). Jurnal Ilmu Manajemen (JIM)
ISSN.
Badaruddin, Achmad. (2015). Peningkatan motivasi belajar siswa melalui konseling
klasikal. CV Abe Kreatifindo.
CINDY, RATU JUWITA. (2022). PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI PELAJARAN BIOLOGI
BERBANTUKAN MEDIA YOUTUBE TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK KELAS VIII SMPN 34 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2020-2021.
UIN RADEN INTAN LAMPUNG.
Febriani, Nufian, & Dewi, Wayan Weda Asmara. (2019). Perilaku Konsumen di Era
Digital: Beserta Studi Kasus. Universitas Brawijaya Press.
Martha, Jefry Aulia. (2012). Analisis Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan Bagi Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Jombang Putri Yanu Dwi
Andriyani1, Rachmad Hidayat2. PENDIDIKAN, BISNIS, DAN MANAJEMEN
MENYONGSONG ERA SOCIETY 5.0, 128.
Noor, E. H. R. Zulki Zulkifli, ST, S. H., & MH, M. Kn. (2021). Buku Referensi Strategi
Pemasaran 5.0. Deepublish.
Oktaviani, Femi, & Rustandi, Diki. (2018). Implementasi digital marketing dalam
membangun brand awareness. PRofesi Humas, 3(1), 120.
Penggalih, Paksi Mei. (2016). PROGRAM CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITYPT PERKEBUNAN NUSANTARA IX BATUJAMUS, KERJO,
KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH. Seminar Nasional 2016, 191.
Pelatihan Sosial Media Facebook Ads dan Instagram For
Business Dalam Meningkatkan Penjualan
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Rendra Trisyanto Surya, Etti Ernita Sembiring, Sudjana, Fatmi Hadiani, Endang
Hatma Juniwati 71
Pranoto, Budi. (2018). Merayakan Multikulturalisme Semu (Praktik Multikulturalisme di
Kampung Pecinan Kelurahan Kampung Dalam, Kabupaten Siak Sri Indrapura,
Provinsi Riau).
Prasetyo, Banu, & Trisyanti, Umi. (2018). Revolusi industri 4.0 dan tantangan perubahan
sosial. IPTEK Journal of Proceedings Series, (5), 2227.
Purwana, Dedi, Rahmi, R., & Aditya, Shandy. (2017). Pemanfaatan digital marketing bagi
usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kelurahan Malaka Sari, Duren Sawit.
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM), 1(1), 117.
Rachmawati, Fitri. (2018). Penerapan digital marketing sebagai strategi komunikasi
pemasaran terpadu produk usaha kecil dan menengah (UKM) pahlawan ekonomi
surabaya. UIN Sunan Ampel Surabaya.
Santoso, Prasetya Yoga. (2018). Transformasi Integrated Marketing Communication Di
Era Digital. Jurnal Pustaka Komunikasi, 1(2), 313326.
Wibawa, Ramadhan Prasetya, & Anggitaria, Niza Rizki. (2020). Kontribusi Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) Dalam Mengurangi Tingkat Pengangguran. J. Ilm.
Pendidik. Ekon, 5(1), 1525.
WULANDARI, VIKA. (2020). EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PENYULUHAN PADA
USAHA TANI KAKAO TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DI DESA
PONGGI KECAMATAN POREHU KABUPATEN KOLAKA UTARA.
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-
ShareAlike 4.0 International License.