ANALISIS PENGARUH
STORE ATMOSPHERE TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF DI DECEMBER COFFEE GADING SERPONG Jennifer Ayu Widyaningrum, Roozana Maria
Ritonga Universitas Bunda
Mulia, Indonesia Email : [email protected], [email protected] |
|
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk
mencari pengaruh store atmosphere terhadap perilaku pembelian impulsif di
December Coffee Gading Serpong dengan rumusan masalah seberapa
besarnya pengaruh store atmosphere terhadap perilaku pembelian
impulsif. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode analisis
regresi linier sederhana dengan bantuan program SPSS 25. Teknik ngumpulan
data dengan menyebarkan kusioner kepada wisatawan yang pernah mengunjungi
December Coffee dengan jumlah 100 responden. Untuk hasil yang didapat
dari penelitian ini menunjukan bahwa nilai dari store atmosphere 8.030 yang
di buktikan dari nilai konstanta sebesar 8.030, sedangkan store atmosphere
mendapatkan nilai sebesar 1.053, apabila nilai dari store atmosphere
sama dengan 0 sehingga dapat dikatakan bahwa arah pengaruh variable store
atmosphere (X) terhadap perilaku pembelian impulsif (Y) adalah positif yang
di buktikan dengan analisis linier sederhana. variabel store atmosphere
(X) secara simultan berpengaruh sebesar 94% terhadap perilaku pembelian
impulsif (Y). Sedangkan sisa sebesar 6% dipengaruhi oleh variabel lain Kata kunci: store
atmosphere; perilaku pembelian impulsif;
pelanggan Abstract This study
aims to find the effect of the store atmosphere on impulsive buying behavior
in December Coffee Gading Serpong with the formulation of the problem how
much influence the store atmosphere has on impulsive buying behavior. This
type of research is quantitative with a simple linear regression analysis
method with the help of the SPSS 25 program. The data collection technique is
by distributing questionnaires to tourists who have visited December Coffee
with a total of 100 respondents. The results obtained from this study show
that the value of the stored atmosphere is 8,030 which is proven by a
constant value of 8,030, while the stored atmosphere gets a value of 1,053,
what if the value of the stored atmosphere is equal to zero so that it can be
said that the direction of the influence of the stored atmosphere variable
(X) on impulsive buying behavior (Y) is positive as evidenced by simple
linear analysis. store atmosphere variable (X) simultaneously has an effect
of 94% on Impulsive Buying behavior (Y). While the remaining 6% is influenced
by other variables Keywords: impulsive buying behavior, store
atmosphere; customer |
Pendahuluan
Terlihat jelas bahwa minat
konsumsi kopi di Indonesia cukup tinggi. Meningkatnya trend menikmati kopi di coffee
shop mendorong para pelaku bisnis harus berinovasi lebih lagi. Perubahan
pola hidup juga telah membawa perubahan fungsi coffee shop atau kedai
kopi, dari sekadar tempat untuk memenuhi kebutuhan pangan menjadi tempat untuk
memenuhi kebutuhan bersosialisasi (Gunawan & Syahputra, 2020).
Daerah yang memiliki banyak
tempat wisata adalah Kota Tangerang. Kota Tangerang memiliki berbagai tempat
menarik untuk berlibur dan bersantai mulai dari restoran, kafe, taman kota,
museum, dsb. Berikut data jumlah wisatawan kota Tangerang bulan Januari sampai
dengan November 2022.
Tabel 1. Jumlah Wisatawan Kota Tangerang Tahun 2022
Kategori |
Jumlah
Wisatawan |
Wisatawan Nusantara ke Hotel |
1.044.880 |
Wisatawan Mancanegara ke Hotel |
238.845 |
Wisatawan ke Objek Wisata |
1.036.945 |
Sumber: Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang (2022)
Jika dilihat pada tabel di atas, data yang diperoleh
dari Disbudpar Kota Tangerang menunjukkan bahwa sebanyak 2.320.670 orang
berwisata ke daerah tersebut dari bulan Januari hingga November 2022.
Kota
Tangerang Salah satu tempat bersantai yaitu kafe dapat kita temui di kota ini
dengan konsep-konsepnya yang unik. Berikut daftar restoran yang berada di Kota
Tangerang.
Tabel
2. Jumlah
Restoran di Kota Tangerang Tahun 2018 - 2020
Kecamatan |
Jumlah Rumah Makan/Restoran
Menurut Kecamatan di Kota Tangerang |
||
2018 |
2019 |
2020 |
|
Ciledug |
14 |
10 |
14 |
Larangan |
5 |
5 |
6 |
Karangtengah |
7 |
7 |
7 |
Cipondoh |
17 |
13 |
16 |
Pinang |
4 |
8 |
8 |
Tangerang |
20 |
82 |
88 |
Karawaci |
53 |
100 |
101 |
Jatiuwung |
10 |
22 |
22 |
Cibodas |
22 |
10 |
14 |
Periuk |
21 |
21 |
21 |
Sumber: Badan Pusat Statistik
(2018-2020)
Jika dilihat pada tabel di atas, dapat kita lihat
bahwa jumlah restoran meningkat setiap tahunnya. Kafe sendiri sudah menjadi tempat
rutin bagi kaum muda untuk bertemu dan menghabiskan waktu bersama teman-teman
mereka. Dengan kehadiran kafe di Tangerang telah membawa presepsi yang
berbeda-beda untuk menarik minat pengunjung, khususnya dari kalangan generasi
muda. Salah satu contohnya adalah December Coffee Gading Serpong dengan konsep
minimalis indsutrial.
Seperti yang dikatakan oleh Kotler, store
atmosphere adalah suasana atau ambience toko yang memiliki letak
fisik tidak menyulitkan untuk mengelilingi area di dalamnya melainkan
memudahkan pelanggan untuk berkeliling (Kotler & Keller, 2013). Menurut
Levy & Weitz, store atmosphere
lebih merujuk pada design lingkungan yang bisa memberi stimulus melalui
panca indra seseorang sehingga bisa mempengaruhi perilaku konsumsi konsumen
(dalam Katarika & Syahputra, 2017).
Bentuk perilaku konsumsi konsumen salah satunya adalah
perilaku pembelian impulsif. Pemicu yang dapat meningkatkan potensi pembelian
secara tidak berencana adalah disaat konsumen berada di dalam gerai atau toko
dalam waktu yang lama (Setiawati dan Sukawati, 2017). Khan (dalam Ratih &
Rahatna, 2020) mengatakan bahwa persentase pembelian secara impulsif terjadi
pada 27% - 80% dari seluruh total pembelian.
Primadhyta (dalam Ratih & Rahatna, 2020) melakukan wawancara penelitian dengan
generasi milenial yang dilakukan oleh Mastercard
pada periode Mei dan Juni 2015, menyatakan bahwa setengah populasi generasi
milenial di Indonesia, 50% adalah pelanggan paling impulsif di Asia Pasifik.
Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan telah menunjukkan hubungan antara
suasana toko dan perilaku pembelian impulsif. Menurut penelitian Muhyidin,
Sunarya and Ramdan (2019), Ratih & Rahanatha (2020), dan Wahyuni (2019), store
atmosphere memiliki dampak yang menguntungkan dan substansial terhadap
perilaku pembelian impulsif.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dari itu
penulis tertarik untuk melakukan penelitian di December Coffee Gading Serpong
untuk mengetahui apakah adanya pengaruh store
atmosphere December Coffee Gading Serpong yang menjadi salah satu factor
dalam perilaku konsumen melakukan pembelian secara impulsif. Maka dari itu
penulis mengajukan penelitian “Pengaruh Store
Atmosphere Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif di December Coffee Gading
Serpong”.
Metode Penelitian
Objek Penelitian
Objek didefinisikan sebagai
atribut yang mempunyai nilai, dimana nilai tersebut didapat dari individu yang
mempunyai varietas atau diversifikasi tertentu berdasarkan kegiatan yang telah
ditentukan oleh peneliti (Sugiyono, 2018). Adanya penetapan objek pada suatu
penelitian bertujuan agar penelitian dapat terfokus pada suatu pokok masalah
sehingga pembahasan yang dilakukan lebih kompleks dan rinci. Penelitian ini
mengarah kepada pengaruh store atmosphere terhadap perilaku pembelian
impulsif di December Coffee Gading Serpong sehingga objek dari penelitian ini
merupakan store atmosphere dan perilaku pembelian impulsif.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian biasanya
memiliki karakteristik tertentu sesuai dengan penetapan peneliti dalam
penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2018). Penetapan subjek penelitian bertujuan
menjadi fokus utama dalam memperoleh segala informasi akurat dari sumber yang
tepat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan December Coffee Gading Serpong
sebagai subjek penelitian. Alasan peneliti menggunakan tempat ini sebagai
penelitian adalah lokasinya yang dekat dengan rumah serta keunikan konsep kafe.
Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan
menggunakan pendekatan kuantitatif untuk dapat memperoleh data secara spesifik
apakah store atmosphere berpengaruh
signifikan terhadap perilaku pembelian secara impulsif. Menurut Kriyantono,
pendekatan kuantitatif merupakan penelitian akan suatu masalah yang hasilnya
dapat digeneralisasikan. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti harus
mempertahankan sifat objektif dalam melakukan analisis data dan tidak boleh
menafsirkan hasil yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, perlu adanya uji
statistik dalam penelitian kuantitatif (Kriyantono, 2014).
Populasi
Menurut Sekaran &
Bougie (2013), “populasi adalah seluruh kelompok orang, peristiwa, atau hal-hal
yang menarik yang peneliti ingin menyelidiki”. Menurut Sugiyono “Populasi
adalah keseluruhan yang terdiri dari subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang dapat diidentifikasi oleh peneliti untuk di pelajari
agar dapat ditarik kesimpulannya.” (Sugiyono, 2018). Penetapan populasi oleh
penulis merupakan pengunjung December Coffee Gading Serpong.
Sampel
Populasi atau fenomena yang
diteliti diwakili oleh sampel (Kriyantono, 2014). Sampel memberikan representasi
dari keseluruhan ukuran dan susunan populasi. Sampel yang representatif dari
populasi adalah sampel yang baik menurut Sugiyono (2018). Pendekatan
pengambilan sampel, menurut Sugiyono, terbagi menjadi sampling probabilitas dan
sampling non-probabilitas. Dengan menggunakan proses pemilihan acak, sampling
probabilitas memberikan setiap anggota populasi kesempatan yang sama untuk
dipilih. (Sugiyono, 2018).
Non-probability sampling, berbeda dengan
probability sampling. Non-probability sampling adalah pendekatan
pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama untuk dipilih
menjadi sampel bagi setiap komponen atau anggota populasi (Sugiyono, 2018).
Oleh karena itu, nonprobability sampling menghasilkan data yang hanya
dapat secara akurat mencerminkan responden yang digunakan, bukan populasi
secara keseluruhan. Peneliti juga akan mengambil metode pemilihan sampel yang
akan digunakan sebagai responden dengan pertimbangan tertentu berdasarkan sifat
atau kriteria yang telah ditetapkan adalah teknik purposive sampling (Siregar,
2017).
Penetapan karakteristik
yang ditetapkan penulis adalah jenis kelamin perempuan atau laki- laki, batasan
umur dari 20-40 tahun dan pernah mengunjungi December Coffee Gading Serpong
minimal satu kali. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
jumlah populasi yang di dapat yaitu sebanyak 61.935 dan dihitung menggunakan rumus Slovin dengan
margin error sebesar 10% sehingga menghasilkan 99 responden yang dibulatkan
menjadi 100 responden.
Metode Analisis Data
Untuk menentukan apakah
model data regresi yang dipertimbangkan terdistribusi secara teratur atau
tidak, digunakan uji normalitas data (Ghozali, 2018). Teknik Kolmogorov-Smirnov
menggunakan SPSS digunakan dalam uji normalitas data penelitian ini. Data
dianggap berdistribusi benar jika hasil signifikan > 0,05 (Ghozali, 2018).
Kriteria penilaian uji normalitas Kolmogorov- Smirnov adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi
> 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi penelitian ini
berdistribusi normal.
2) Jika nilai signifikansi
< 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi penelitian ini
berdistribusi tidak normal.
Uji
Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2021),
“uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2021), “uji
multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel independent. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol.”
Uji Koefisien Determinasi
“Koefisien determinasi (R2)
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen” (Ghozali, 2021).
Uji
Regresi Linear Sederhana
Analisis ini digunakan
untuk memastikan pengaruh antar variabel serta kekuatan pengaruh tersebut
(Ghozali, 2018). Membuat hipotesis berdasarkan data yang sudah dimiliki
peneliti merupakan salah satu fungsi analisis regresi linier dasar (Sugiyono,
2018).
Uji F
Uji ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel
terikat. Pengujian diakhiri dengan ambang batas signifikansi 5% (0,05). Kriteria
Penilaian Uji F Menurut Siregar (2013), sebagai berikut:
1) Jika F hitung
< F tabel atau signifikansi α > 0,05, maka H0 diterima sehingga
variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat secara simultan.
2) Jika F
hitung > F tabel atau signifikansi α < 0,05, maka Ha diterima
sehingga variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.
Uji t
Menurut Sugiyono (2019), bahwa uji
T statistik digunakan untuk menentukan signifikansi pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen sambil menganggap semua faktor lainnya
tetap konstan. Persyaratan uji statistik T adalah
sebagai berikut:
1) Jika T
hitung < T table : H0 diterima dan Ha ditolak maka variabel independen
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
2) Jika T
hitung > T table : H0 ditolak dan Ha diterima maka variabel independen
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Hasil dan Pembahasan
Uji Normalitas
Metode Kolmogorov-Smirnov digunakan
dalam uji normalitas penelitian ini untuk menunjukkan bahwa data berdistribusi
secara normal, memastikan bahwa setiap kesimpulan yang dihasilkan akurat.
Tabel 3. Hasil Olah Data Uji
Normalitas
One- Sample
Kolmogorove-Smirnove Test |
||
|
Unstardized Residual |
|
N |
100 |
|
Normal Parametersa.b |
Mean |
0 |
Std. Deviation |
1.55534918 |
|
Most Extrem Differences |
Absolute |
0.077 |
Positive |
0.077 |
|
Negative |
-0.05 |
|
Test Statistice |
0.077 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.157c |
Sumber: Data diolah peneliti (2023)
Jika dilihat pada tabel di atas,
dapat terlihat bahwa hasil uji normalitas menggunakan One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test menghasilkan nilai signifikansi Asymp.
Sig. (2- tailed) sebesar 0,157. Nilai signifikansi 0,157 > 0,05 sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Gambar 1. Hasil
Olah Data Uji Heterokedastisitas
Sumber : Data diolah oleh peneliti
(2023)
Berdasarkan pada gambar di atas
dapat terlihat bahwa hasil output uji heteroskedastisitas menggunakan metode
scatterplot menghasilkan titik- titik yang tidak membentuk pola dan menyebar
secara tidak beraturan dan mengacak pada bagian atas sumbu 0 dan sumbu Y, maka
peneliti mengidentifikasikan bahwa menunjukan gejala homoskedastisitas sehingga
data tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji
Multikolineritas
Uji multikolineritas
digunakan untuk melihat apakah model regresi yang dibuat memiliki korelasi
diantara variabel bebas atau independen.
Tabel 4. Hasil Olah Data Uji Multikolineritas
|
Coefficients a |
||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
|
t |
Sig. |
Collinearirt Statistics |
|||
1 |
(Constant) |
8.030 |
1.564 |
|
|
5.134 |
0.000 |
Tolerance |
VIF |
Store Atmosphere |
1.053 |
0.027 |
0.97 |
|
39.211 |
0.000 |
1.000 |
1.000 |
Sumber : Data diolah oleh peneliti (2023)
Jika dilihat pada tabel di
atas data uji multikolineritas, terlihat bahwa nilai tolerance untuk variabel Store
Atmosphere (X) sebesar 1,000, dimana nilai tersebut lebih besar daripada
0,1 dan nilai VIF sebesar 1,000 yang artinya lebih kecil dari 10. Hasil tersebut
sudah sesuai dengan pernyataan menurut Ghozali (2021) yaitu nilai tolerance
> 0,1 dan VIF < 10, maka peneliti dapat menyatakan bahwa tidak terjadinya
gejala multikolineritas pada model regresi di atas
Uji Koefisien Determinasi
Tabel 5. Hasil Olah Data Uji
Koefisien Determinasi
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.971a |
0.943 |
0.940 |
1.55417 |
Sumber: Data diolah peneliti (2023)
Jika dilihat pada tabel di
atas, menunjukan bahwa nilai korelasi (R) sebesar 0,971 dan hasil uji koefisien
determinasi (R Square) yang dihasilkan sebesar 0,943 sehingga variabel Store
Atmosphere (X) secara simultan berpengaruh sebesar 94% terhadap Perilaku
Pembelian Impulsif (Y). Sedangkan sisa sebesar 6% dipengaruhi oleh variabel
lain.
Penelitian ini akan melihat
hubungan antara Store Atmosphere (X) terhadap Perilaku Pembelian Impulsif (Y).
Tabel
6. Hasil Olah Data Uji Analisis Regresi Linear Sederhana
|
Coefficients a |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized Coefficients |
|
t |
Sig. |
||
1 |
(Constant) |
8.030 |
1.564 |
|
|
5.134 |
0.000 |
Store Atmosphere |
1.053 |
0.027 |
0.97 |
|
39.211 |
0.000 |
Sumber: Data diolah peneliti (2023)
Jika dilihat pada tabel di
atas hasil olah data menghasilkan constant (α) sebesar 8,030, b (koefisien
regresi) untuk variabel store atmosphere (X) sebesar 1,053. Perolehan
hasil tersebut dapat dimasukkan ke dalam persamaan sebagai berikut:
Y = a + bX
Y = 8,030 + 1,053X
Interpretasi hasil persamaan di
atas adalah sebagai berikut:
1)
Konstanta
bernilai positif dengan nilai perolehan
8,030 menjelaskan bahwa nilai konsistensi variable partisipasi.
2)
Nilai
koefisien regresi daripada variabel store atmosphere (X) adalah sebesar 1,053,
artinya apabila terjadi peningkatan sebesar 1%
maka variabel perilaku pembelian impulsive (Y) pun akan meningkat
sebesar 1% dengan pertambahan nilai 1,053.
Uji F
Tabel 7. Hasil Olah Data Uji F
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
3767.283 |
4 |
941.821 |
389.916 |
.000b |
Residual |
229.467 |
95 |
2.415 |
|
|
|
Total |
3996.750 |
99 |
|
|
|
Sumber: Data diolah peneliti (2023)
Berdasarkan dari hasil uji
hipotesis uji f pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi
untuk variabel store atmosphere adalah sebesar 0,000 < 0,05 atau f
hitung > f tabel dengan nilai f hitung sebesar 389,821 > 2,36 sehingga
dapat ditarik pernyataan H01 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapatnya pengaruh secara signifikan antara variabel store
atmosphere terhadap perilaku pembelian impulsif atau dengan kata lain variabel
store atmosphere secara simultan berpengaruh terhadap perilaku pembelian
impulsif.
Uji t
Tabel 8. Hasil Olah Data Uji t
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstanrdized Coefficients |
Stanrdized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
8.919 |
1.623 |
|
5.497 |
0.000 |
Store Exterior |
0.902 |
0.092 |
0.274 |
9.833 |
0.000 |
|
General Interior |
1.000 |
0.104 |
0.305 |
9.597 |
0.000 |
|
Store Layout |
1.125 |
0.111 |
0.315 |
10.110 |
0.000 |
|
Interior Display |
1.176 |
0.113 |
0.348 |
10.431 |
0.000 |
Sumber: Data diolah peneliti (2023)
Berdasarkan dari hasil uji
hipotesis uji t pada tabel di atas, hasil olah data dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1)
Dimensi
store exterior menghasilkan nilai t hitung sebesar 9,833 dengan
signifikasi sebesar 0,000, untuk nilai t tabel adalah sebesar 0,1664. Dengan
kata lain dapat diartikan bahwa nilai t hitung > t tabel (9,833 > 1,664)
dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga dapat
ditarik pernyataan H02 ditolak dan H2 diterima. Hal ini berarti terdapat
pengaruh signifikan pada dimensi store exterior terhadap perilaku
pembelian impulsif atau dengan kata lain variabel store exterior secara
parsial berpengaruh terhadap perilaku pembelian impulsif.
2)
Dimensi
general interior menghasilkan nilai t hitung sebesar 9,597 dengan
signifikasi sebesar 0,000, untuk nilai t tabel adalah sebesar 0,1664. Dengan
kata lain dapat diartikan bahwa nilai t hitung > t tabel (9,597 > 1,664)
dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga dapat
ditarik pernyataan H03 ditolak dan H3 diterima. Hal ini berarti terdapat
pengaruh signifikan pada dimensi general interior terhadap perilaku
pembelian impulsif atau dengan kata lain dimensi general interior secara
parsial berpengaruh terhadap perilaku pembelian impulsif.
3)
Dimensi
store layout menghasilkan nilai t hitung sebesar 10,110 dengan
signifikasi sebesar 0,000, untuk nilai t tabel adalah sebesar 0,1664. Dengan
kata lain dapat diartikan bahwa nilai t hitung > t tabel (10,110 > 1,664)
dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga dapat
ditarik pernyataan H04 ditolak dan H4 diterima. Hal ini berarti terdapat
pengaruh signifikan pada dimensi store layout terhadap perilaku
pembelian impulsif atau dengan kata lain dimensi store layout secara
parsial berpengaruh terhadap perilaku pembelian impulsif.
4)
Dimensi
interior display menghasilkan nilai t hitung sebesar 10,431 dengan
signifikasi sebesar 0,000, untuk nilai t tabel adalah sebesar 0,1664. Dengan
kata lain dapat diartikan bahwa nilai t hitung > t tabel (10,431 > 1,664)
dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga dapat
ditarik pernyataan H05 ditolak dan H5 diterima. Hal ini berarti terdapat
pengaruh signifikan pada dimensi interior display terhadap perilaku pembelian
impulsif atau dengan kata lain dimensi interior display secara parsial
berpengaruh terhadap perilaku pembelian impulsif.
Kesimpulan
Berdasarkan pada penelitian
yang telah dilakukan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa;
(1) karakteristik
responden yang diperoleh penelitian ini didominasi dengan jenis kelamin
perempuan sebesar 61%, berusia 20-30 tahun sebesar 70%, berdomisili di
Tangerang sebesar 78%, dan memiliki pendapatan >Rp 4.000.000,
(2) mean
variabel (x) store atmosphere adalah
4,14 yang berarti 100 responden sangat setuju bahwa pengaruh store
atmosphere merupakan aspek yang penting dalam perilaku pembelian secara
impulsif, (3) uji
normalitas menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov dapat disimpulkann bahwa data
dalam penelitian ini berdistribusi normal, (4) uji heteroskedastisitas
Scatterplot, disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas atau data dinyatakan
homoskedastisitas, (5) berdasarkan
hasil uji multikolinearitas dinyatakan bahwa tidak terjadinya gejala
multikolineritas, (6) berdasarkan
hasil dari uji koefisien determinasi (R2 ), dinyatakan bahwa variabel store
atmosphere (X) secara simultan berpengaruh sebesar 94% terhadap Perilaku
Pembelian Impulsif (Y). Sedangkan sisa sebesar 6% dipengaruhi oleh variable
lain, (7) berdasarkan
hasil olah data, nilai koefisien regresi daripada variabel store atmosphere
(X) adalah sebesar 1,053, artinya apabila terjadi peningkatan sebesar 1% maka variabel perilaku pembelian impulsif (Y)
pun akan meningkat sebesar 1% dengan pertambahan nilai 1,053,
(8) berdasarkan
hasil uji F, H01 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapatnya pengaruh secara signifikan antara variabel store atmosphere
terhadap perilaku pembelian impulsif atau dengan kata lain variabel store
atmosphere secara simultan berpengaruh terhadap perilaku pembelian impulsif,
(9) berdasarkan
hasil uji T, hipotesis yang menyatakan pengaruh store exterior terhadap
perilaku pembelian impulsif diterima, hipotesis yang menyatakan pengaruh general
interior terhadap perilaku pembelian impulsif diterima. hipotesis yang
menyatakan pengaruh store layout terhadap perilaku pembelian impulsif
diterima hipotesis yang menyatakan pengaruh interior display terhadap
perilaku pembelian impulsif diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa keempat
dimensi secara parsial berpengaruh terhadap perilaku pembelian impulsif.
Daftar Pustaka
Ardianti,
A. N. (2019). Pengaruh Online Customer Review dan Online Customer Rating
terhadap Keputusan Pembelian melalui Marketplace Shopee. Diponegoro Journal
Of Management.
Artana, I. P.,
Wisesa, I. G., Setiawan, I. K., Utami, N. L., Yasa, N. N., & Yasa, N. N.
(2019). Pengaruh Store Atmosphere, Display Product, dan Price Discount
Terhadap Impulse Buying. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Augusta, V.
(2022). Pengaruh NCT Dream Sebagai Brand Ambassador Lemonilo Terhadap
Impulsive Buying Behavior NCTZEN Indonesia. kc.umn.ac.id.
Baharuddin, A.,
& Sudaryanto, B. (2021). Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Repurchase
Decision dan Loyalitas Konsumen pada Coffee Shop di Semarang. Diponegoro
Journal Of Management.
Ghozali, I.
(2013). Aplikasi Analisis Multivariabel dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I.
(2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hardani. (2020). Metode
Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
Husein. (2014). Metode
Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali.
Kasmad, K.
(2022). Analysis of Purchase Decision Estimates Based on Store Atmosphere and
Affordable Prices. Jurnal Mahasiswa Ekonomi & Bisnis.
Kotler, P., &
Keller, K. L. (2013). Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid. Jakarta:
Erlangga.
Kriyantono, R.
(2014). Teknik Praktis Riset Komunikasi, Edisi ke-7. Jakarta: Kencana.
Morissan. (2017).
Metode Penelitian Survei, Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.
Muhyidin, A.,
Sunarya, E., & Ramdan , A. M. (2019). Analisis Store Environment dan Emosi
Positif Terhadap Impulse Buying. Journal of Management and Bussines.
Mumpuni, M. A.,
& Nurtantiono, A. (2022). Implikasi Store Atmosphere, Kualitas Produk,
Presepsi Harga dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian di Euphoria Cafe
Karanganyar. Edunomika.
Mumpuni, V. L.
(2020). Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Pada Restoran
De’Cost Giant Pamulang Square Tangerang Selatan. Manajerial Jurnal
Manajemen dan Sistem Informasi.
Pasaribu, V. L.
(2020). Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Pada Restoran
De’Cost Giant Pamulang Square Tangerang Selatan. Manajerial Jurnal
Manajemen dan Sistem Informasi.
Prabowo, D. A.,
& Hasanah, A. S. (2022). Pengaruh Brand Image dan Store Atmosphere
Terhadap Keputusan Pembelian Pada Cafe Marlina Kopi Lemahsugih. Journal of
Manajement Research and Innovation.
Ratih, P. A.,
& Rahanatha, G. B. (2020). The Role Of Lifestyle In Moderating The
Influence Of Sales Promotion and Store Atmosphere On Impulse Buying At
Starbucks. American Journal of Humanities and Social Sciences Research.
Rorimpandey, J.
N., Sepang, J. L., & Arie, F. V. (2017). Analisis Pengaruh Store
Atmosphere dan Keanekaragaman Produk Terhadap Loyalitas Konsumen di Cafe Black
Cup Coffee & Roastery. EMBA.
Sari, T. M.,
& Sudrajat, A. (2022). Pengaruh Store Atmosphere dan Experiental Marketing
Terhadap Minat Beli Ulang di Forty Coffee Purwakarta. Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan.
Sekran, U., &
Bougie, R. (2016). Research Methods for Business: A Skill-building
Approach.7th Edition. Amerika Serikat: John Wiley & Sons.
Sugiyono. (2018).
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Supriono. (2018).
Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Impulse Buying . Journal of Applied
Business Administration.
Utami, C. W.
(2013). Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Modern Edisi Pertama.
Jakarta: Salemba Empat.
Wahyuni, A. R.
(2020). Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Impulsive Buying Konsumen Roemah
Coffee Loe Mien Toe Malang. Repository BKG (Brawijaya Knowledge Garden).
This work is licensed under a Creative Commons
Attribution-ShareAlike 4.0 International License. |