Vol. 4, No. 1, Januari 2023
p-ISSN 2798-4125 e- 2798-4311
41
https://glosains.greenpublisher.id
PENGGUNAAN MEDIA VIDEO ANIMASI BERBASIS POWTOON
UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK DALAM
MATERI MENGGAMBAR ILUSTRASI KELAS VIII SMP NEGERI 13
PADANG
Randi Rama Prayoga, Suib Awrus
Universitas Negeri Padang
Diterima:
25 Juni 2022
Direvisi:
10 Juli 2022
Disetujui:
12 Juli 2022
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa
pada materi menggambar ilustrasi kelas VIII SMP Negeri 13
Padang melalui penggunaan media animasi berbasis powtoon.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII.9
SMP Negeri 13 Padang yang berjumlah 32 siswa. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Metode dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini
berupa observasi, tes, angket dan dokumentasi. Analisis data
dalam penelitian ini dilakukan dengan pengujian menggunakan
aplikasi SPSS versi 25. Berdasarkan hasil pengolahan data
diketahui bahwa hasil penelitian untuk nilai rata-rata peningkatan
kreativitas yang diperoleh pada tahap pra siklus yaitu 77,87
(Kurang), pada saat tahap siklus I mengalami sedikit peningkatan
pada nilai rata-rata yang diperoleh adalah 79,84 (Baik) kemudian
dilanjutkan dengan melakukan tahapan pada siklus II yang
menjadikan nilai rata-rata hasil peningkatan kreativitas siswa
yang diperoleh meningkat secara signifikan menjadi 89,81
(Sangat Baik). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media animasi video berbasis powtoon dapat
meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar ilustrasi.
Kata kunci: Media, Animasi, Video, Powtoon, Kreativitas, Seni.
Abstract
This study aims to increase the creativity of students in the
material for drawing illustrations for class VIII SMP Negeri 13
Padang through the use of powtoon-based animation media. The
population in this study were all class VIII.9 students of SMP
Negeri 13 Padang, totaling 32 students. The method used in this
research is Classroom Action Research (CAR). Data collection
methods and tools in this study were in the form of observation,
tests, questionnaires and documentation. Data analysis in this
study was by testing using the SPSS version 25 application.
Based on the results of data processing it was known that the
results of the study for the average value of increased creativity
obtained at the pre-cycle stage, namely 77.87 (Less), at the time
of the first cycle stage experienced a little the increase in the
average value obtained was 79.84 (Good) and then continued by
carrying out the stages in cycle II which made the average value
of the results of increasing the creativity of students obtained
Pelatihan Sosial Media Facebook Ads dan Instagram For
Business Dalam Meningkatkan Penjualan
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
42
https://glosains.greenpublisher.id
significantly increase to 89.81 (Very Good). Thus it can be
concluded that the use of powtoon-based video animation media
can increase students' creativity in drawing illustrations.
Keywords: Media, Animation, Videos, Powtoons, Creativity,
Arts.
Pendahuluan
Dalam mencapai tujuan pembelajaran, media pembelajaran memegang peranan
yang primer. Apapun bisa digunakan sebagai mengirim informasi dari satu pengirim ke
penerima pesan lainnya untuk menarik minat siswa, menjaga perhatian mereka, dan
mempercepat pembelajaran dianggap sebagai ―media‖ (Sadiman & Rahardjo, 1993).
Refleksi peneliti mengungkapkan guru khususnya pada mata pelajaran Seni
Budaya kurang menggunakan media yang bervariasi sehingga menyebabkan kurangnya
kreativitas siswa di dalam kelas. Sarana dan prasarana di sekolah untuk pembelajaran
masih minim antara lain laboratorium, peralatan komputer, perpustakaan digital,
LCD/proyektor, jaringan internet, dll. Guru masih menggunakan media konvensional
berupa buku cetak dan LKS dalam pembelajaran. seni dan budaya, yang menurunkan
minat siswa. Media pembelajaran seni rupa yang diperlukan untuk proses pembelajaran
masih langka atau kurang memadai. Tidak banyak materi pembelajaran yang menarik
berdasarkan video animasi. Karena kurang menarik dan memiliki kualitas gambar (visual)
yang kurang baik, media pembelajaran yang beredar secara online dianggap kurang
menarik bagi siswa.
Temuan refleksi yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 13 Padang
mengungkapkan bahwa terdapat permasalahan dalam pembelajaran Seni Rupa yang
ditemui dari berbagai sudut pandang ketika dilakukannya pembelajaran seni budaya yang
oleh guru. Guru masih memanfaatkan media serta sarana tradisional yang berarti minat
dan kreativitas siswa belum berkembang dengan baik. Media guru terlalu monoton
sehingga siswa tidak memperhatikan atau berpikir kreatif. Kenyataan menunjukan bahwa
hasil belajar dan kreativitas seni budaya materi menggambar ilustrasi, siswa kelas VIII
SMP Negeri 13 Padang masih rendah. (Awrus, 2020) mengklaim demikian agar murid
dapat belajar dengan efektif di kelas secara mandiri, guru harus merancang kegiatan
pembelajaran yang baru.
Menurut (Asrori & Ali, 2006), sebagaimana dinyatakan dalam Pemikiran
konvergen mengacu pada pendekatan-pendekatan berbeda terhadap suatu masalah yang
menganggap jawaban cuman memiliki satu jawaban. Sebaliknya, pemikiran divergen
adalah kapasitas untuk beberapa solusi alternatif untuk suatu masalah. Bahwa orang
kreatif memiliki cara berpikir yang lebih divergen daripada yang konvergen terkait
dengan kreativitas. Indikator rendahnya kreativitas siswa kelas VIII di SMP Negeri 13
Padang adalah murid tidak terlibat aktif dalam pembelajaran, memiliki rasa ingin tahu
yang rendah, kurang percaya kepada diri sendiri, memiliki kemandirian yang rendah, dan
takut untuk menyatakan pendapat. Peserta didik hanya memperhatikan penjelasan tanpa
adanya minat untuk bertanya mengenai materi yang dijelaskan. Peserta didik tidak
percaya diri dan ragu dalam menanggapi persoalan yang berkaitan dengan materi yang
diajarkan. Dengan rendahnya kreativitas tersebut berkaitan langsung dengan rendahnya
ketuntasan nilai siswa pada pembelajaran seni rupa seperti pada tabel 1 dibawah.
Vol. 4, No. 1, Januari 2023
p-ISSN 2798-4125 e- 2798-4311
43
https://glosains.greenpublisher.id
Tabel 1. Ketuntasan Nilai Siswa Pembelajaran Seni Rupa Materi Menggambar
Model kelas VIII
VIII.
1
VIII.
2
VIII.
3
VIII.
4
VIII.
5
VIII.
6
VIII.
7
VIII.
8
VIII.
9
70.5
67.8
76
70.5
76
78.7
73.2
76
65
26
25
28
26
28
29
27
28
24
9
10
7
9
7
6
8
7
11
Tabel di atas menunjukan rincian ketuntasan nilai pembelajaran seni rupa di
SMP Negeri 13 Padang pada materi menggambar model masih rendah. Rata-rata yang
didapatkan tidak mencapai angka 80, serta untuk kelas yang paling rendah mendapatkan
rata-rata 65 yaitu kelas VIII.9 dengan total ketuntasan peserta didik sebanyak 24 peserta
didik dan ketidaktuntasan sebanyak 11 peserta didik, maka dari itu kelas VIII.9
merupakan kelas yang paling bermasalah dari kelas yang lain.
Peneliti akan menggunakan media video animasi berbasis Powtoon dengan ini
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan kreatifitas mengikuti proses
pembelajaran. (Graham, R., 2015) Powtoon adalah program online inovatif namun mudah
digunakan yang menggunakan video animasi untuk membuat animasi yang menarik.
Karena, khususnya dalam hal pendidikan, penggunaan media video animasi berbasis
Powtoon dapat membuat konsep yang tampaknya tidak berwujud menjadi lebih nyata.
Siswa dapat berpartisipasi dalam pembelajaran tanpa merasa bosan dengan menonton dan
mendengar video animasi yang berisi bahan ajar.
(Muksin, 2014) mendefinisikan ilustrasi sebagai ilustrasi yang menjelaskan
konsep cerita atau narasi. Gambar ilustrasi digunakan untuk memperkuat, memperjelas,
memperindah, menonjolkan, dan menyempurnakan cerita atau narasi. Dalam penelitian
serupa, (Setiawan, Awrus, & Hakim, 2019) menemukan bahwa ketika siswa kelas VIII2
SMPN 3 Padang menggunakan video scribe dalam pembelajaran menggambar model,
hasil belajar murid meningkat menjadi 81. Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa hasil
belajar seni rupa siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan bahan video
pembelajaran.
Metode Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) digunakan sebagai desain dalam penelitian ini.
Berikut adalah contoh berbagai rumusan definisi PTK: Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
sebagaimana didefinisikan oleh Hopkins (Pandiangan, 2019), merupakan bentuk
penelitian reflektif yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan
rasional kehidupannya. tindakan dalam melaksanakan tugas dan memperdalam
pemahaman praktek dan kondisi pembelajaran.
Tempat dilakukannya penelitian di SMP Negeri 13 Padang, bertujuan agar salah
satu sekolah penggerak di provinsi Sumatera Barat ini menjadi lebih baik yang
terkhususkan pembelajaran Seni Rupa. Pelaksanaan Penelitian yaitu peneliti sendiri yang
bertindak sebagai guru dikelas yang diteliti, jadi peran guru sejalan dengan peran peneliti
Pelatihan Sosial Media Facebook Ads dan Instagram For
Business Dalam Meningkatkan Penjualan
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
44
https://glosains.greenpublisher.id
ini, dengan subjek penelitian siswa kelas VIII.9 dengan jumlah siswa 35 orang dengan
mata pelajaran Seni Budaya.
Subjek penelitian adalah peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 13 Padang, dengan
jumlah orang 35 orang, dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 14 orang dan siswa
perempuan sebanyak 21 orang. Kemampuan subjek penelitian (sama atau heterogen).
Penelitian ini dilakukan dengan empat tahapan kegiatan yaitu dilaksanakan dalam
siklus. Jika pada siklus pertama dapat teridentifikasi suatu keberhasilan dan kekurangan
dari beberapa tahapan yang telah dilaksanakan, maka peneliti akan melanjutkan pada
tahap selanjutnya yaitu siklus kedua dengan tahapan kegiatan yang sama dengan siklus
pertama (Sanjaya, 2008).
Metode dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Dalam PTK, analisis data dan refleksi
diarahkan untuk mencari dan menemukan upaya yang dilakukan guru dalam
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif deskriptif. Adapun ada dua jenis
data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu, analisis data kualitatif dan analisis data
kuantitatif.
Hasil dan Pembahasan
Berikut hasil yang telah dicapai dalam kegiatan pembelajaran Seni Budaya yang
dilaksanakan dengan materi menggambar ilustrasi secara manual dengan media video
animasi berbasis kartun:
1. Dengan menggunakannya media video animasi berbasis powtoon tersebut tingkat
kreativitas peserta didik menjadi lebih meningkat dari siklus ke siklus.
2. Menggunakan media video animasi berbasis powtoon peserta didik dapat mengetahui
langkah-langkah dalam menggambar ilustrasi dengan baik, dan bagaimana
menggambar ilustrasi dengan menggunakan tekhnik manual yang baik, hal ini berhasil
dilakukan ketika diadakan tanya jawab antara guru Seni Budaya dan peserta didik
tentang langkah-langkah dan apa saja tekhnik manual pada materi menggambar
ilustrasi peserta didik dapat menjawab dengan tepat pertanyaan yang diberikan yang
didapatkan dari media video animasi berbasis powtoon yang telah dilaksanakan.
3. Dengan menggunakan media video berbasis powtoon pembelajaran Seni Budaya
peserta didik dapat menjawab soal tes pemahaman dengan baik, serta terjadinya
peningkatan sesuai apa yang dijelaskan bahwa pada saat dilakukan tes pamahan pada
peserta didik adanya kenaikan dari kegiatan tahapan pra siklus, siklus I dan siklus II.
Penjelasan grafik di atas menunjukkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
di kelas VIII.9 SMP Negeri 13 Padang yang dilakukan oleh peneliti sebagai pelaksana
dan guru Seni Budaya sebagai pengamat dengan media video animasi berbasis kartun
berhasil dilaksanakan. Terlihat bahwa hasil tahapan siklus II yang dilaksanakan telah
memenuhi kriteria ketuntasan ditinjau dari peningkatan kreativitas dan pemahaman
murid. Sebagai hasilnya, tabel berikut dapat digunakan untuk meringkas temuan riset
yang dilakukan pada tahap prasiklus, siklus I (Satu), dan siklus II (Dua) sebagai berikut:
Vol. 4, No. 1, Januari 2023
p-ISSN 2798-4125 e- 2798-4311
45
https://glosains.greenpublisher.id
Tabel 2. Hasil Penelitian
No
Kategori
Pra
Siklus
Siklus I
Siklus
Ii
Peningkatan
1
Observasi Aktivitas Guru
-
75.00
86.00
11.00
2
Observasi Aktivitas Peserta
didik
-
75.00
87.00
12.00
3
Nilai Rata-Rata Hasil
Peningkatan Kreativitas
77.87
79.84
89.81
Pra Siklus
Siklus I = 1.97
Siklus I Siklus
II = 9.97
4
Total Point Peningkatan
Kretivitas
2540
2603
2874
Pra Siklus
Siklus I = 63
Siklus I Siklus
II = 271
5
Total Peserta Didik Yang
Kretivitas Dengan Kategori
Rendah-Sangat Rendah
18 Murid
19 Murid
4 Murid
-
6
Total Murid Yang Kretivitas
Dengan Kategori Tinggi-
Sangat Tinggi
14
Peserta
Didik
13
Peserta
Didik
28
Murid
-
7
Nilai Rata-Rata Tes
Pemahaman
74.00
84.71
93.8
Pra Siklus
Siklus I = 10.71
Siklus I Siklus
II = 9.09
8
Persentasi Ketuntasan
Belajar
62.6%
78.2%
89.84%
Pra Siklus
Siklus I = 15.6%
Siklus I Siklus
II = 11.64%
9
Total Murid Yang Tuntas
Hasil Belajar
20 Murid
25 Murid
30
Peser
-
10
Total Murid Yang Tidak
Tuntas Hasil Belajar
12 Murid
7 Murid
2 Murid
-
1. Pelaksanaan Observasi Aktivitas Guru
Pada saat tahapan siklus I hanya diperoleh 75.00, hal tersebut diakibatkan
karena saat pembelajaran Seni Budaya belum sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang sudah direncanakan sebelumnya. Pada saat perbaikan
dilakuakn peneliti dan guru Seni Budaya diharapkan adanya peningkatan yang
dihasilkan antara tahapan siklus I ke tahapan siklus Iim dan ternyata setelah
dilakukannya perbaikan dan pelaksanaan tahap siklus II, peneliti mendapatkan
peningkatan hasil dalam observasi guru yaitu 86.00, dan bisa diketahui hasil
peningkatan observasi akivitas guru sebesar 11.00. berikut penjelasan tentang grafik
penilian observasi guru pada saat penelitian dilakukan:
Pelatihan Sosial Media Facebook Ads dan Instagram For
Business Dalam Meningkatkan Penjualan
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
46
https://glosains.greenpublisher.id
Gambar 1. Grafik Observasi Aktivitas Guru
2. Pelaksanaan Observasi Aktivitas Peserta didik
Pada saat pelaksanaan siklus I hanya diperoleh 75.00. Maka dari itu harus
diadakannya refleksi pada tahapan siklus I, peneliti dan guru Seni budaya
berkolaborasi dalam melakukan perbaikan tentang apa saja yang kurang dan harus
diperbaiki dari siklus I dan kemudian dilanjutkan ketahapan siklus II. Pada saat proses
kegiatan perbaikan dilakukan peneliti dan guru Seni Budaya mengharapkan adanya
peningkatan yang dihasilkan antara tahapan siklus I ke tahapan siklus II, dan ternyata
setelah dilakukannya perbaikan dan dilaksanakanya tahap siklus ke-II peneliti
mendapatkan peningkatn hasil observasi aktivitas peserta didik yaitu 87.00 dan bisa
diketahui hasil peningkatan observasi aktivitas peserta didik sebesar 12. Berikut
penjelasan grafik penelian observasi aktivitas peserta didik pasa saat penelitian
dilakukan:
Gambar 2. Grafik Observasi Aktivitas Peserta Didik
3. Hasil Nilai Pemahaman Peserta didik
Vol. 4, No. 1, Januari 2023
p-ISSN 2798-4125 e- 2798-4311
47
https://glosains.greenpublisher.id
Hasil dari kegaiatan tahapan siklus I dan tahapan siklus II yaitu dapat
diketahui tentang nilai pemahaman peserta didik dan persentasi ketuntasan
pembelajaran Seni Budaya peserta didik yang berbeda dari tiap siklus baik pra siklus,
siklus I dan siklus II. Berikut paparan dalam gambar grafik sebegai berikut:
Gambar 3. Grafik Rata-Rata Hasil Nilai Pemahaman Peserta Didik
Hasil persentasi ketuntasan belajar peserta didik dapat dilihat pada grafik:
Gambar 4. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik
4. Hasil Angket Kreativitas Peserta didik
Hasil dari kegaiatan tahapan siklus I dan tahapan siklus II yaitu dapat
diketahui tentang hasil kreativitas peserta didik dan total nilai kreativitas pada
pembelajaran Seni Budaya peserta didik yang berbeda dari tiap siklus baik pra siklus,
siklus I dan siklus II. Berikut paparan dalam gambar grafik sebegai berikut:
Pelatihan Sosial Media Facebook Ads dan Instagram For
Business Dalam Meningkatkan Penjualan
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
48
https://glosains.greenpublisher.id
Gambar 5. Grafik Hasil Peningkatan Kreativitas Peserta Didik
Hasil persentasi peningkatan kretivitas peserta didik dapat dilihat pada grafik:
Gambar 6. Grafik Hasil Peningkatan Kreativitas Peserta Didik
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil riset yang dilakukan pada tahap pra
siklus, siklus I dan siklus II sesuai dengan pada perencaan yaitu mengalami peningkatan
yang signifikan terhadap kreativitas dan pemahaman murid yang bisa dilihat dari hasil
angket serta hasil tes pemahaman pada pembelajaran Seni Budaya materi menggambar
ilustrasi dengan menggunakan tekhnik manual yang tekah dilakukan oleh peneliti dan
guru Seni Budaya. Selain itu terjadi peningkatan terhadap aktivitas guru dan aktivitas
peserta didik pada saat pembelajaran Seni Budaya berlangsung, yang dilakukan dengan
menggunakan media video animasi berbasis powtoon saat kegiatan pembelajaran Seni
Budaya materi menggambar ilustrasi dengan menggunakan tekhnik manual berlangsung.
1. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi secara
teoritis dan praktis sebagai berikut:
a. Implikasi Teoritis
Vol. 4, No. 1, Januari 2023
p-ISSN 2798-4125 e- 2798-4311
49
https://glosains.greenpublisher.id
1) Pemilihan media pembelajaran video animasi berbasis powtoon yang tepat
dapat meningkatkan kreativitas serta pencapaian prestasi belajar peserta didik;
2) Kreativitas belajar peserta didik mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar
Seni Budaya. Peserta didik dengan kretivitas belajar yang tinggi tentunya
mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari pada peserta didik dengan
kreativitas belajar yang sedang maupun rendah. Diharapkan guru dapat
menumbuhkan kretivitas belajar pada diri peserta didik dengan berbagai cara
sesuai dengan kemampuan guru dan menarik bagi peserta didik.
b. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru.
Membenahi diri sehubungan dengan pengajaran yang telah dilakukan dan tingkat
kreativitas serta prestasi belajar peserta didik yang telah dicapai dengan
memperhatikan media pembelajaran yang tepat pembelajaran Seni Budaya dengan
materi menggambar ilustrasi
2. Uji Hipotesis
Berdasarkan teori pembelajaran dan hasil penelitian yang telah dipaparkan
pada latar belakang penelitian sebelumnya, peneliti dapat menyusun hipotesis tindakan
sebagai berikut:
a. Tingkat kreativitas peserta didik pada mata pelajaran Seni Budaya meningkat
dengan penerapan media pembelajaran video animasi berbasis powtoon.
b. Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Seni Budaya juga meningkat
dengan penerapan media pembelajaran video animasi berbasis powtoon.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelas VIII.9 SMP Negeri 13 Padang
pada tahun pelajaran 2022/2023, dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah siswa
mempelajari Seni Budaya menggunakan video animasi berbasis pada materi kartun
menggambar ilustrasi, dapat meningkatkan hasil kreativitas dan meningkatkan hasil
belajar murid.
Adanya peningkatan kreativitas dan hasil belajar yang signifikan dari hasil
penelitian menggunakan media video animasi berbasis powtoon dalam materi
menggambar ilustrasi dalam kelas VIII.9 di SMP Negeri 13 Padang. Nilai rata-rata hasil
peningkatan kreativitas diperoleh tahap pra siklus 77,87 (Kurang), namun skor rata-rata
yang didapatkan pada tahap siklus I sedikit meningkat menjadi 79,84 (Baik), dan skor
rata-rata didapatkan siswa pada tahapan siklus II meningkat secara signifikan menjadi
89,81 (Sangat Baik);
Total poin peningkatan kreativitas adalah 2540 pada tahap pra siklus, 2603 pada
tahap siklus I, dan 2874 pada tahap siklus IIpeningkatan hasil yang signifikan. Skor
rata-rata tes pemahaman pada tahap prasiklus adalah 74,00 yang tergolong kurang baik;
pada tahap siklus I diperoleh nilai rata-rata 84,71 yang tergolong baik; pada siklus II rata-
rata pemahaman siswa yang diperoleh meningkat secara signifikan menjadi 89,84 yang
tergolong sangat baik;
Diketahui persentase ketuntasan hasil pemahaman pada tahap pra siklus 62,6
(kurang), skor rata-rata yang diperoleh pada tahap siklus I sedikit lebih tinggi yaitu 78,2,
Pelatihan Sosial Media Facebook Ads dan Instagram For
Business Dalam Meningkatkan Penjualan
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
50
https://glosains.greenpublisher.id
dan persentase ketuntasan hasil pemahaman siswa yang diperoleh selama tahap siklus II
lebih tinggi yaitu sebesar 89,84 (baik).
Bibliography
Asrori, Mohammad, & Ali, Mohammad. (2006). Psikologi remaja perkembangan peserta
didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Awrus, Suib. (2020). Pengembangan Video Pembelajaran Materi Seni Patung Siswa
Kelas XII Di SMK Negeri 4 Padang. Serupa The Journal of Art Education, 9(1),
101107. https://doi.org/10.24036/stjae.v9i1.108247.
Graham, R., Brown. (2015). Lecture Notes Dermatologi. Jakarta: Erlangga.
Muksin. (2014). Seni Budaya VIII. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Pandiangan, Anjani Putri Belawati. (2019). Penelitian Tindakan Kelas: Sebagai Upaya
Peningkatan Kualitas Pembelajaran, Profesionalisme Guru Dan Kompetensi
Belajar Siswa. Sleman: Deepublish.
Sadiman, Arief, & Rahardjo, R. (1993). Media pendidikan: Pengertian, pengembangan,
dan pemanfaatan. Jakarta: Grafindo Pers.
Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran Kencana. Bandung: Prenada Media
Group.
Setiawan, Rio Rul, Awrus, Suib, & Hakim, Ramalis. (2019). Penggunaan Media
Pembelajaran Videoscribe untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Seni Rupa
Siswa di Kelas VIII 2 SMP N 3 Padang. Serupa The Journal of Art Education, 8(1),
112. https://doi.org/10.24036/sr.v8i1.105280.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-
ShareAlike 4.0 International License.