Vol. 2, No. 1, Januari 2021
e -ISSN 2798-4311 | p-ISSN 2798-4125
33 glosains.greenpublisher.id
INTERNALISASI NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM
PEMBELAJARAN PAI
Ita Lailasari
IAI Bunga Bangsa Cirebon
Diterima:
3 Januari 2021
Direvisi:
5 Januari 2021
Disetujui:
10 Januari 2021
Abstrak
Nilai-nilai karakter dapat diterapkan melalui pendidikan.
Namun selama ini banyak institusi pendidikan yang tidak
berperan sebagai pranata sosial yang mampu membangun
karakter bangsa Indonesia sesuai dengan nilai normativ
kebangsaan yang dicita-citakan. Oleh karena itu penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui internalisasi nilai-
nilai karakter bangsa dalam pembelajaran PAI di SD Bintang
Madani Bandung. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yang
dikategorikan menjadi dua jenis yaitu data primer dan data
sekunder. Sumber data diperoleh melalui teknik library research
(studi kepustakaan) yang mengacu pada sumber-sumber yang
tersedia baik online maupun offline seperti: jurnal ilmiah, buku
dan berita yang bersumber dari sumber terpercaya. Berdasarkan
hasil penelitian disimpulkan bahwa bahwa tujuan Internalisasi
nilai-nilai karakter bangsa dalam pembelajaran PAI di SD
Bintang Madani Bandung adalah agar setiap siswa memiliki
akhlak yang benar, memahami dan melaksanakan ibadah wajib
dan sunah serta bangga menjadi warga Negara Indonesia yang
mencerminkan karakter seorang muslim.
Kata Kunci: Nilai, Karakter, Pembelajaran
Abstract
Character values can be applied through education. But so far,
many educational institutions do not act as social institutions
that are able to build the character of the Indonesian nation in
accordance with the national normative values that are aspired
to. Therefore, the value research was carried out with the aim
of knowing the internalization of the values of the nation's
character in PAI learning at Bintang Madani Elementary
School Bandung. The research method used in this study is a
qualitative descriptive method. The type of data used in this
study is qualitative data, which is categorized into two types,
namely primary data and secondary data. Sources of data were
obtained through technical literature studies that refer to
sources available both online and offline such as: scientific
journals, books and news sourced from trusted sources. Based
on the results of Key research, the purpose of Internalizing the
values of the nation's character in PAI learning at SD Bintang
Madani Bandung is so that every student has the right morals,
understands and carries out mandatory and sunnah worship
and is proud to be an Indonesian citizen that reflects the
character of a Muslim.
Pengaruh Komitmen, Kemampuan dan Motivasi Terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Ita Lailasari 34
Keywords: Values, Character, Learning
Pendahuluan
Karakter adalah ciri khas seseorang yang menggambarkan jati diri sesungguhnya
(Nikmah, 2018). Setiap orang memiliki karakter dan itu bisa menggambarkan diri
seseorang yang sebenarnya apakah baik atau buruk. Ciri khas seseorang tersebut menjadi
pendorong bagaimana seseorang bersikap, berkata, atau merepon sesuatu. Menurut
Thomas Lickona dalam (PURNAWAN, 2017), karakter merupakan sifat alami seseorang
dalam merespon situasi secara bermoral. Sifat alami itu di manifestasikan dalam tindakan
nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur bertanggung jawab, menghormati dan
menghargai orang lain dan karakter-karakter mulia lainnya (Julaiha, 2014).
Pendidikan karakter diyakini sebagai aspek penting dalam peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia, karena turut menentukan kemajuan suatu bangsa (Pratiwi, Suwitri,
& Widowati, 2015). Karakter menjadi suatu nilai dasar yang dapat membangun
kepribadian seseorang (Dini, 2021). Hal tersebut terbentuk baik karena pengaruh hereditas
maupun pengaruh lingkungan yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan
dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari (Aeni, 2014). Seseorang yang
dapat dikatakan berkarakter baik atau unggul adalah mereka yang selalu berusaha
melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan bahkan terhadap bangsa dan Negara (Mamlu’ah, 2016).
Undang- Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
Pasal 3 menegaskan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
Dari rumusan ini terlihat bahwa pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi
kehidupan manusia. Sebab tanpa pendidikan mustahil manusia dapat berkembang dengan
baik. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu
sehingga orang dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku
sesuai kebutuhan.
Pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral
dan pendidikan akhlak (Dahlan, 2016). Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya
menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik.
Dalam pandangan Islam karekter adalah akhlak. Akhlak merupakan salah satu dari
tiga kerangka dasar ajaran Islam yang memiliki kedudukan yang sangat penting, di samping
dua kerangka dasar lainnya, yaitu aqidah dan syariah (Nur Rofi’ah, 2013). Bagian aqidah
(keyakinan), bagian syari’ah (aturan-aturan hukum tentang ibadah dan muamalah), dan
bagian akhlak (karakter). Ketiga bagian ini tidak bisa dipisahkan, tetapi harus menjadisatu
kesatuan yang utuh yang saling memengaruhi. Aqidah merupakan pondasi yang menjadi
tumpuan untuk terwujudnya syariah dan akhlak. Sementara itu, syariah merupakan bentuk
bangunan yang hanya bisa terwujud bila dilandasi oleh aqidah yang benar dan akan
mengarah pada pencapaian akhlak (karakter) yang seutuhnya (Mutia, Widayanti, & Astuti,
2014).
Islam sebagai petunjuk ilahi mengandung implikasi kependidikan yang mampu
membimbing, dan mengarahkan manusia menjadi seoarang mukmin, muslim, muhsin, dan
mutakin melalui proses tahap demi tahap (Alif, 2019). Oleh karena itu, pendidikan yang
bersumber dari nilai-nilai ajaran Islam harus bisa mananamkan atau membentuk sikap
hidup yang dijiwai nilai-nilai tersebut.
Vol. 2, No. 1, Januari 2021
e -ISSN 2798-4311 | p-ISSN 2798-4125
35 glosains.greenpublisher.id
Sejalan dengan hal ini Nabi Muhamad SAW adalah teladan pertama dalam
melaksanakan pendidikan dan pembinaan. Dari dirinyalah memancarkan cahaya kepada
seluruh umat manusia, karena beliau dididik dengan Al-Quran sehingga dirinya menjadi
terdidik dengannya kemudian mendidik umat manusia dengan Al-Qur’an. Karena itulah
Ketika ummul mu'minin Aisyah radiallahu"anha ditanya tentang akhlaknya Rasulullah
shalallahu 'alaihi wasallam maka beliau menjawab:
Akhlak Rasulullah adalah al-Qur’an.” (HR. Muslim)
Dalam beberapa riwayat di sebutkan, dari Abu Hurairah radiallahu "anhu bahwa
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Sungguh aku diutus menjadi Rasul tidak lain adalah untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia.”(HR. al-Imam Ahmad)
Begitulah seharusnyakita menjadikanteladandengan mengambil Rosululloh sebagai
teladan. Karena yang dihadapi sekarang adalah generasi penerus bangsa yang menenetukan
bagaimana agama Islam dikemudian dan bagaimana moral bangsa ini dikemudian.
Dewasa ini di media cetak atau elektronik memberitakan tentang kasus-kasus yang
memprihatinkan seperti jual beli kunci ujian, diberitakan guru berbuat tidak senonoh pada
siswinya, juga di televisi seorang ustadz mencabuli lima santrinya dengan dalih
menurunkan ilmu. Guru bertindak kasar sampai dilaporkan pada polisi hanya karena tidak
mengerjakan tugas, ada pula guru memeras siswa untuk pengganti nilai yang kurang
dengan uang.
Sementara kasus kriminal yang dilakukan oleh pelajar seperti tawuran semakin
membudaya dari setiap angkatan, pecandu narkoba, seks bebas, siswa hamil diluar nikah,
ketergantungan pada game, geng motor semakin banyak namanya. Kemudian pelaksanaan
ajaran agama banyak yang di abaikan pelaksaan sholat, pembelajaran Al-Qur’an dan lain-
lain seolah sesuatu yang membosankan menurut mereka, penggunaan bahasa dan kata-
kata memburuk, itu semua menunjukan bahwa nilai realisasi karakter bangsa belum
terwujud nyata. Fenomena ini muncul akibat rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.
Inilah permasalahan karakter yang melanda sebagian besar bangsa kita. Masih
banyak karakter negatif lain yang sekarang berkembang bahkan menjadi budaya ditengah-
tengah masyarakat kita yang semakin memperparah problem bangsa dan negara.
Dalam hal ini pemerintah melalui pendidikan nasional mengemban misi yang tidak
ringan, yakni membangun manusiayang utuh dan paripurna yang memiliki nilai-nilai
karakter yang agung di samping juga harus memiliki keimanan dan ketakwaan.
Nilai-nilai karakter dapat diterapkan melalui pendidikan. Namun selama ini banyak
institusi pendidikan yang tidak berperan sebagai pranata sosial yang mampu membangun
karakter bangsa Indonesia sesuai dengan nilai normativ kebangsaan yang dicita-citakan.
Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui internalisasi nilai-
nilai karakter bangsa dalam pembelajaran PAI di SD Bintang Madani Bandung.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
deskriptif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yang
dikategorikan menjadi dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data
diperoleh melalui teknik library research (studi kepustakaan) yang mengacu pada sumber-
sumber yang tersedia baik online maupun offline seperti: jurnal ilmiah, buku dan berita
yang bersumber dari sumber terpercaya. Sumber-sumber ini dikumpulkan berdasarkan
diskusi dan dihubungkan dari satu informasi ke informasi lainnya. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Data ini dianalisis kemudian ditarik kesimpulan.
Pengaruh Komitmen, Kemampuan dan Motivasi Terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Ita Lailasari 36
Hasil dan Pembahasan
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Strategi Pengembangan SD Bintang Madani
Strategi Pengembangan SD Bintang Madani yaitu diantaranya digambarkan pada
bagan berikut ini:
Gambar 1 Strategi Pengembangan SD Bintang Madani
Sumber: www.sekolahbintangmadani.com
2. Kurikulum Sekolah
Kurikulum merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam proses
pendidikan, karena kurikulum sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan pendidikan (Huda,
2017). Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin curerer yaitu
pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Pada awalnya kurikulum adalah suatu jarak
yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan finish. Kemudian
pengertian kurikulum tersebut digunakan dalam dunia pendidikan, dengan pengertian
sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari
peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan (Nurmadiah, 2014).
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan tematik-
integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta didik atau
siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui
setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa kita memiliki kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik (Islam, 2017). Mereka lebih kreatif,
inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi
berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik
(Julaeha, 2019).
Adapun SD Bintang Madani menggunakan kurikulum 2013. Kelebihan Kurikulum
2013 yang mempnyai kelebihan diantaranya:
1) Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif,
pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu.
Vol. 2, No. 1, Januari 2021
e -ISSN 2798-4311 | p-ISSN 2798-4125
37 glosains.greenpublisher.id
Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan
kesemua program studi.
2) Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau
Kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk
memaksimalkan potensi mereka.
3) Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan
anak usia dini.
4) Kesiapan guru. Guru terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan
pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara
terus menerus.
B. Tujuan Internalisasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa dalam Pembelajaran PAI di SD
Bintang Madani Bandung
Adapun berdasarkan wawancara guru PAI SI tujuan Internalisasi Nilai-Nilai
Karakter Bangsa dalam Pembelajaran PAI di SD Bintang Madani Bandung diantaranya
sebagai berikut:
1. Agar setiap siswa memiliki akhlak yang benar
2. Agar setiap siswa memahami dan melaksanakan ibadah wajib dan sunah
3. Agar setiap siswa bangga menjadi warga Negara Indonesia yang mencerminkan
karakter seorang Muslim.
C. Langkah-langkah Internalisasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa dalam Pembelajaran
PAI di SD Bintang Madani Bandung
Adapun langkah-langkah dalam proses pelaksanaan Internalisasi Nilai-Nilai
Karakter Bangsa dalam Pembelajaran PAI di SD Bintang Madani Bandung, yaitu
peneladanan, pembiasaan dan pemotivasian maka sekolah dan guru PAI menyelengarakan
beberapa program yang diantaranya:
a . Nilai Karakter Religius
Pembiasaan shalat dhuha, sholat berjama’ah di masjid, ngaji al-Quran, ramadhan
activity, mabit, ekstrakurikuler tahfidz, juga diadakannya program 10 menit bersama
Rosululloh pelaksanaannya yaitu setiap guru membacakan siroh nabawiah ketika
dimulainya jam pertama.
b. Nilai Karakter Jujur
Nilai Karakter Bangsa Jujur selain diinternalisasikan dalam proses pembelajaran
PAI Sekolah Bintang Madani juga mengadakan program market day. Nilai kejujurannya
dikembangkan dengan praktik langsung melalui warung kejujuran, tidak diajarkan sebagai
materi atau pokok bahasan dalam mata pelajaran.Pembeli membayar sesuai dengan harga
yang ditentukan.
c. Nilai Karakter Disiplin
Sekolah Bintang Madani mengadakan program tata tertib sekolah kemudian
memberikan reward kepada setiap siswa yang mentaatinya. Sementara nilai karakter
bangsa disiplin diinternalisasikan dalam pembelajaran PAI diantaranya dalam
pembahasan: Memiliki perilaku disiplin sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
Ashr.
d. Nilai Karakter Mandiri
Program Outbound dan ekstrakurikuler di SD Bintang Madani dalam upaya
pendidikan karakter mandiri dan berjiwa tidak pantang menyerah. Sementara Nilai
Karakter Bangsa Mandiri dalam pembelajaran PAI diinternalisasikan dalam pembahasan:
mengetahui hadits yang terkait dengan perilaku mandiri, percaya diri, dan tanggung jawab.
e. Nilai Karakter Mandiri Tanggung Jawab
Pengaruh Komitmen, Kemampuan dan Motivasi Terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Ita Lailasari 38
Program Eart Day merupakan salah satu program pendidkan karakter tanggung
jawab menjaga lingkungan. Sementara Nilai Karakter Mandiri Tanggung Jawab PAI
diinternalisasikan dalam pembahasan: Mengetahui hadits yang terkait dengan perilaku
mandiri, percaya diri, dan tanggung jawab.
D. Faktor penunjang dan penghambat Internalisasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa
dalam Pembelajaran PAI di SD Bintang Madani Bandung
Adapun faktor-faktor penunjang proses internalisasi nilai-nilai karakter bangsa
dalam pembelajaran PAI di SD Bintang Madani Bandung diantaranya:
1) Faktor tersedia sarana dan prasarana yang memadai, hal ini memudahkan
pelaksanaan pendidikan karakter dalam PAI. Misalnya, ruang kelas yang nyaman,
perpustakaan, dan lain-lain
2) Faktor Leadership (kepemimpinan) Kepala SD Bintang Madani Bandung yang
mempunyai atensi terhadap pendidikan karakter peserta didik. Apapun kegiatan
yang menunjang visi misi sekolah baik melalui PAI atau pelajaran lainnya, kepala
SD Bintang Madani Bandung selalu mendukung serta menyetujuinya.
3) Faktor keteladanan dari guru PAI maupun guru mata pelajaran lain sudah baik.
Sehingga internalisasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran PAI dapat
terlaksana dengan baik.
4) Adanya kerjasama antara yang baik antara guru dan karyawan. Faktor ini
mendukung pelaksanaan internalisasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran PAI.
Sehingga memudahkan pelaksanaan program-program sekolah yang sudah
direncanakan.
5) Faktor Masyarakat. Orang tua siswa rata-rata mendukung pelaksanaan pendidikan
karekter di SD Bintang Madani Bandung. Adanya buku penghubung antara guru
dan orang tua siswa sebagai alat komunikasi pekembangan karakter siswa di
sekolah maupun dirumah.
Sedangkan faktor-faktor penghambat pelaksanaan internalisasi nilai-nilai karakter
dalam pembelajaran PAI di SD Bintang Madani Bandung adalah:
1) Konsistensi pelaksanaan program yang belum maksimal. Pelaksanaan program yang
sudah direncanakan terkadang mengalami hambatan hal ini menyebabkan kurang
maksimalnya pelaksanan pendidikan karakter.
2) Masjid yang masih dalam perkembangan sehingga pelaksanaan sholat ikut ke masjid
umum yang letaknnya agak jauh dari sekolah.
3) Kurang optimalnya kerjasama antara guru dengan orang tua siswa.Sebagian orang tua
mempunyai kesibukan di rumah sehingga komunukasi antara guru dengan orang tua
siswa kurang optimal.
E. Hasil yang telah dicapai Internalisasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa dalam
Pembelajaran PAI di SD Bintang Madani Bandung
Berdasarkan wawancara dengan Kepela Sekolah SD Bintang Madani Bandung
Bapak SP mengungkapkan: Hasil yang dicapai dari internalisasi nilai-nilai karakter masih
belum optimal karena itu harus ditingkatkan lagi. Namun banyak orang tua mendukung
program-program sekolah dan SD Bintang Madani selalu mengalami peningkatan jumlah
siswa tiap tahunnya
Sementara berdasarkan wawancara dengan guru PAI (SI), hasil yang dicapai dalam
proses internalisasi nilai-nilai karater bangsa dalam pembelajaran PAI di SD Bintang
Madani Bandung yaitu adanya perubahan sikap dalam kehidupan siswa sehari-hari. Seperti
nilai religius siswa terbiasa membaca do’a ketika mengawali pelajaran, melaksanakan
Vol. 2, No. 1, Januari 2021
e -ISSN 2798-4311 | p-ISSN 2798-4125
39 glosains.greenpublisher.id
sholat dhuha, sholat wajib berjamaah, mengucapkan Salam temannya. Nilai karakter
mandiri terlihat pada setiap siswa yang tidak pantang menyerah. Nilai karakter disiplin
terlihat ketika siswa dapat menjaga ketertiban dalam proses pembelajaran.
Sementara berdasarkan wawancara dengan Ibu Dewi salah satu orang tua siswa
kelas 3A mengungkapkan: ada perkembangan dalam kegiatan ibadahnya dirumah seperti
pelaksanaan solat, hapalan surat-surat pendek, bersikap baik terhadap orang tua dan pada
teman sebayanya. Memiliki keakraban dengan teman sebayanya. Hal ini menunjukan nilai
karakter religius dan sosial siswa meningkat.
Pada wawancara dengan (ID) salah salah satu orang tua dari siswa kelas 4 B
mengungkapkan bahwa putrinya senang berangkat ke sekolah dan tidak pernah kesiangan.
Selain itu program dan keteladan guru-guru juga mempengaruhi sikap sopan dan disipilin
putrinya tersebut.Seperti suka membantu orang tua, baik terhadap saudaranya dirumah.Hal
ini menunjukan meningkatnya nilai karakter disiplin siswa.
Sementara itu berdasarkan wawancara dengan (BA) salah satu orang tua dari kelas
6 A. Pertanyaan yang disampaikan adalah tanggapan (keluhan) anak terhadap proses
pembelajaran dan ekskul disekolah. Dari wawancara tersebut diungkapkan bahwa putranya
senang sekali ketika ada kegiatan out bound dan kemping atau futsal. Adapun proses
belajarnya tidak mengeluh kesulitan, mengerjakan tugas sekolah dan hormat pada guru dan
temannya. Hal ini menunjukan nilai karakter kerjasama siswa meningkat.
Sementara itu berdasarkan wawancara dengan (IL), salah satu orang tua dari kelas
5 B. Dari hasil wawancara tersebut terungkap bahwa ketika pelaksanaan shalat masih harus
diingatkan. Sedangkan perubahan sikapnya yaitu anaknya senang ketika membantu
keperluan di rumah dan tidak berani mengambil barang punya orang lain. Hal ini
menunjukan nilai karakter tanggung jawab dan jujur siswa meningkat.
Kesimpulan
Setelah diadakan penelitian dan pembahasan mengenai internalisasi nilai-nilai
karakter bangsa dalam pembelajaran PAI di SD Bintang Madani Bandung, maka diambil
kesimpulan bahwa tujuan Internalisasi nilai-nilai karakter bangsa dalam pembelajaran PAI
di SD Bintang Madani Bandung adalah agar setiap siswa memiliki akhlak yang benar,
memahami dan melaksanakan ibadah wajib dan sunah serta bangga menjadi warga Negara
Indonesia yang mencerminkan karakter seorang muslim.
Pelaksanaan proses internalisasi nilai-nilai karakter bangsa dalam pembelajaran
PAI di SD Bintang Madani Bandung, dengan menggunakan beberapa langkah-langkah
diataranya: Peneladanan, Pembisaan, Pemotivasian, Program 10 menit bersama Rosululloh
dan Kegiatan outbound.
Adapun hasil yang dicapai adalah kedisiplinan siswa, adanya perubahan sikap
dalam kehidupan siswa sehari-hari. Seperti nilai religius siswa terbiasa melaksanakan
sholat dhuha, sholat wajib berjamaah, mengucapkan Salam temanya. Nilai karakter mandiri
terliahat pada setiap siswa yang tidak pantang menyerah. Sikap pribadi sosial dan juga
ketertiban dalam proses pembelajaran.
Bibliography
Aeni, Ani Nur. (2014). Pendidikan Karakter Untuk Siswa Sd Dalam Perspektif
Islam. Mimbar Sekolah Dasar, 1(1), 5058.
Alif, M.Arfaini. (2019). Jurnal Kependidikan Dan Keislaman. Al Qalam, 7(1), 21.
Dahlan, Zaini. (2016). Internalisasi Pendidikan Karakter Perspektif Pesantren.
Falasifa: Jurnal Studi Keislaman, 7(1), 155172.
Dini, Jurnal Pendidikan Anak Usia. (2021). Penanaman Sikap Sopan Santun Dalam
Budaya Jawa Pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak
Pengaruh Komitmen, Kemampuan dan Motivasi Terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Ita Lailasari 40
Usia Dini, 5(2), 20592070.
Huda, Nurul. (2017). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Al-Tanzim: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 1(2), 5275.
Islam, Syaiful. (2017). Karakteristik Pendidikan Karakter; Menjawab Tantangan
Multidimensional Melalui Implementasi Kurikulum 2013. Edureligia: Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 1(1), 89100.
Julaeha, Siti. (2019). Problematika Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan
Karakter. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam,[Sl], 7(2), 157182.
Julaiha, Siti. (2014). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran.
Dinamika Ilmu: Jurnal Pendidikan, 14(2), 226239.
Mamlu’ah, Aya. (2016). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran
Pai. Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam, 1(1), 123137.
Mutia, Rayi Aik, Widayanti, Wiwik, & Astuti, Puji. (2014). Peran Sekolah Dalam
Pendidikan Politik Bagi Siswa Di Sekolah Menengah Atas Islam Hidayatullah
Semarang. Journal Of Politic And Government Studies, 4(1), 1625.
Nikmah, Fitrotun. (2018). Implementasi Konsep At Tawasuth Ahlus-Sunnah Wal
Jama’ah Dalam Membangun Karakter Anak Di Tingkat Sekolah Dasar (Studi
Analisis Khittah Nahdlatul Ulama). Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam, 15(1).
Nur Rofi’ah, Siti. (2013). Implementasi Pendidikan Ramah Anak Dalam
Pembentukan Karakter Siswa Kelas Rendah Sd Muhammadiyah Program
Khusus Kotta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Nurmadiah, Nurmadiah. (2014). Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Al-Afkar:
Jurnal Keislaman & Peradaban, 2(2).
Pratiwi, Rizki Dwiarti Ratna, Suwitri, Sri, & Widowati, Nina. (2015). Dampak
Kebijakan Pembangunan Karakter Bangsa Terhadap Siswa Sekolah
Menengah Kejuruan (Smk) Negeri 7 Semarang. Journal Of Public Policy And
Management Review, 4(4), 201212.
Purnawan, Hadi. (2017). Implementasi Pendidikan Berbasis Karakter Pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak Kelas Vii (Studi Pada Mts Al-Khairiyah Talang
Padang). Uin Raden Intan Lampung.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-
ShareAlike 4.0 International License.