Vol. 1, No. 2, Juli 2020
p-ISSN 2798-4125; e-ISSN 2798-4311
65 glosains.greenpublisher.id
PERENCANAAN RUMAH SUSUN PADA MASA PANDEMIC COVID-
19 DENGAN MENINGKATKAN FASILITAS DAN POLA AKTIFITAS
MASYARAKAT RUMAH SUSUN
Daniel Napitupulu
Universitas Kristen Indonesia
Diterima:
2 Juli 2020
Direvisi:
5 Juli 2020
Disetujui:
9 Juli 2020
Abstrak
Covid-19 membuat semua kegiatan aktifitas, pola hidup dan
ekonomi bahkan perancangan dalam pembangunan mengalami
perubahan yang sangat drastis. Pada saat seperti ini hal yang
paling ditakuti adalah tidak diterapkannya protokol kesehatan
dalam perancangan bangunan, terutama pada perancangan dan
perencanaan rumah susun yang berkaitan erat dengan kebiasaan
pola hidup masyarakat yang secara berkelompok dalam satu
bangunan. Dalam pembangunan sangat diperlukannya survey
terhadap lapangan dan mencari data literatur terkait hal-hal yang
akan direncanakan, di dalam artikel ini akan membahas tentang
solusi desain fasilitas perencanaan pada rumah susun dengan
perubahan pola hidup masyarakat rusun tersebut. Melalui sistem
perencanaan rumah susun terkait dampak Covid-19 sangat
membantu dalam meminimalisir hal hal yang tidak diinginkan
untuk terjadi, dalam perencanaan ini juga Sangat membantu
dalam sirkulasi kesehatan rumah susun dengan fasilitas yang
lengkap dan siap untuk menghadapi masa pandemik yang
menyerang.
Kata Kunci: Rumah susun, Covid-19, Fasilitas
Abstract
Covid-19 makes all activities, lifestyle and economy even
planning in development undergo a very drastic change. At
times like this the most feared thing is the lack of health
protocols in building design, especially in the design and
planning of flats that are closely related to the lifestyle habits of
people who are in groups in one building. In the development of
the need for a survey of the field and looking for literature data
related to things to be planned, in this article will discuss about
the solution of planning facilities design in flats with changes in
the lifestyle of the community. Through the apartment planning
system related to the impact of Covid-19 is very helpful in
minimizing the unwanted things to happen, in this planning is
also Very helpful in the circulation of health flats with complete
facilities and ready to face the pandemic that attacks.
Keywords: Flats, Covid-19, facilities
Pendahuluan
Seperti yang kita ketahui bersama, saat ini dunia sedang dilanda wabah penyakit
yang dinamakan Covid-19 yang telah menjadi wabah penyakit dengan tingkat penyebaran
dan keparahan yang mengkhawatirkan (Ghiffari, 2020). Oleh karena itu, wabah penyakit
ini ditetapkan menjadi pandemik global oleh WHO sejak 11 Maret 2020. Menurut
penelitian Bedford et al. berpendapat bahwa bukti dari penyebaran penyakit ini dengan
Perencanaan Rumah Susun Pada Masa Pandemic Covid-19
Dengan Meningkatkan Fasilitas Dan Pola Aktifitas
Masyarakat Rumah Susun
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Daniel Napitupulu 66
berkembang pesatnya kasus konfirmasi baru China, Amerika Utara, Asia, Timur Tengah
dan negara-negara di Eropa (Amin, Saleh, & Bilfaqih, 2020). WHO menetapkan empat
cara skenario dalam penilaian risiko nasional terhadap penyebaran Covid-19, yakni negara-
negara tanpa kasus konfirmasi positif, kasus pertama, kluster pertama dan negara-negara
dengan transmisi lokal. Untuk itu, setiap negara perlu meningkatkan tindakan
kesiapsiagaan dan respon tanggap darurat yang cepat dan memadai, termasuk kesiapan
infrastruktur kesehatan dan interaksi sosial masyarakat. Indonesia termasuk pada skenario
ke-4 dengan ditemukannya kasus konfirmasi positif akibat transmisi lokal di beberapa
wilayah, termasuk Jakarta (Ulum, 2014).
Meler & Anjelli berpendapat penyebab penyakit menular seperti pandemik Covid-
19 dipengaruhi oleh interaksi antara dua faktor utama yakni, kemampuan penularan
pantogen yang bertanggung jawab atas infeksi dan karakteristik populasi manusia sebagai
inang dalam perkembangbiakan pantagon tersebut (Bahri, 2020). Dampak dari pandemik
Covid-19 sangat memengaruhi perubahan gaya hidup manusia, baik itu dari segi kebiasaan
aktivitas, perkembangan ekonomi dan berpengaruh juga pada sistem infrastruktur kota dan
pemukiman, sehingga dalam hal ini perlu banyak perubahan dari segi perancangan kota
pemukiman sehingga dapat beradaptasi dan berkembang guna mengurangi penularan virus
Covid-19 sehingga dapat menciptakan sistem kota dan pemukiman yang berkelanjutan
(Pamekas, 2013).
Transformasi kota menjadi kawasan metropolitan kerap kali terjadi di berbagai
negara di belahan dunia (Susantono, 2014), begitu pula halnya dengan kota-kota yang ada
di Indonesia. Menurut McGee dan Robinson, proses transformasi kota menjadi
metropolitan ini umumnya diawali oleh bergabung nya kota-kota yang berdekatan atau
secara administratif bersebelahan yang disebut dengan konurbasi (Ramadhani, 2016).
Sedangkan Menurut Winarso. Metropolitan juga dapat diartikan sebagai aglomerasi dari
berbagai kawasan permukiman, tidak harus kawasan permukiman yang bersifat kota,
namun secara keseluruhan membentuk satu kesatuan dalam aktivitas bersifat kota dan
berpusat kota yang menjadi inti metropolitan (Widjaja, 2013).
Menurut Angotti, metropolitan diindikasikan mulai berkembang di berbagai
kawasan utama di dunia pada abad ke-20 dan merupakan bentuk yang berbeda dari suatu
kota, karena memiliki ukuran yang lebih besar dan kompleks dari segi ekonomi, politik dan
budaya (Ridlo, 2016). Selain itu metropolitan juga umumnya memiliki peran yang besar
secara global, sebagai contoh kawasan metropolitan di Indonesia memiliki peran dan fungsi
khusus berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1987 sebagai Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) untuk kota inti dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berfungsi sebagai
pintu gerbang Internasional dan pusat kegiatan dan transportasi untuk beberapa provinsi
(Tangkuman & Tondobala, 2011).
Perkembangan Covid-19 pada tanggal 21 Januari 2020 semakin bertambah banyak
dengan penambahan kasus sebanyak 12.568 sehingga total Covid-19 pada saat ini menjadi
939.948 kasus, dalam kondisi pada saat ini pemerintah belum biasa mengatasi
permasalahan ini dikarenakan angka penambahan kasus yang terus saja bertambah tiap
harinya, sehingga pemerintah membuat kebijakan baru dengan meresmikan lock down
sementara bagi warga negara asing dari semua negara tepat pada tanggal 1 Januari 2020
kemarin, lock down sementara bagi WNA tersebut berkenaan dengan munculnya varian
baru virus Corona atau Covid-19, yang disebut menular lebih cepat pada saat ini sehingga
membuat kekhawatiran yang baru bagi Indonesia dan pemerintah. Tidak hanya itu saja,
pemerintah juga meresmikan himbauan masyarakat untuk menerapkan PSBB (Pembatasan
Sosial Berskala Besar) secara ketat pada tanggal 11-25 Januari 2021. Hal ini di
latarbelakangi oleh situasi Covid-19 yang terjadi di Jakarta dalam beberapa waktu terakhir
yang cenderung mengkhawatirkan dan semakin meningkat, saat ini DKI Jakarta sedang
Vol. 1, No. 2, Juli 2020
p-ISSN 2798-4125; e-ISSN 2798-4311
67 glosains.greenpublisher.id
berada di titik kasus aktif tertinggi, yakni di angka 17.383. Kasus aktif sendiri adalah
jumlah orang yang saat ini berstatus positif Covid-19 dan belum dinyatakan sembuh, baik
yang dirawat di fasilitas kesehatan maupun di dalam isolasi mandiri.
Konsep berkelanjutan merupakan salah satu konsep yang mengandung indikator-
indikator sebagai tolak ukur atau alat yang dapat membantu menilai apakah suatu
kota/pemukiman berskala besar telah mencapai kondisi yang ideal ataukah belum. Adapun
di dalam perancangan kota unsur-unsur tersebut di bawah ini harus tetap diperhatikan dan
jangan sampai dilupakan, apalagi diabaikan. Unsur-unsur tersebut antara lain:
1. Peruntukan lahan mikro
2. Sistem penghubung jalan (sirkulasi)
3. Jaringan utilitas umum kota
4. Ruang terbuka dan tata hijau
5. Tata masa bangunan
6. Pelestarian struktur alami dan binaan
7. Unsur-unsur penunjang
8. Penciptaan unsur identitas kota
Maka dari itu, pemerintah menanggulangi permasalahan penataan kota dengan
disediakannya Rumah Susun pada kota yang memiliki tingkat kepadatan dan ruang lahan
yang kurang. Pengertian dari Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang
dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang di strukturkan
secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-
satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk
tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun).
Tahap ini merumuskan berbagai masalah tentang pengaruh perancangan rumah susun pada
masa Pandemik Covid-19. Adapun rumusan masalah dalam perancangan dan perencanaan
sebagai berikut: Bagaimana Kondisi rumah susun dalam pertimbangan pandemik Covid-
19, apa saja penanggulangan pemerintah dalam mengatasi permasalahan perencanaan tata
ruang dan fasilitas pada rumah susun pada masa pandemik Covid-19 saat ini, bagaimana
menata rumah susun yang siap menghadapi pandemik dengan menerapkan Facial
Distancing, bagaimana cara mengubah pola aktifitas masyarakat di rumah susun pada saat
pandemik Covid-19 dengan penerapan desain perencanaan.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
penelitian Perencanaan Rumah Susun pada masa pandemik Covid-19 dengan
meningkatkan fasilitas dan pola aktifitas masyarakat rumah susun memiliki tujuan sebagai
berikut:
1. Mengetahui bagaimana kondisi rumah susun dimasa pandemik Covid-
19.Mengetahui apa saja penanggulangan pemerintah dalam mengatasi
permasalahan perencanaan tata ruang dan fasilitas pada rumah susun pada masa
pandemik Covid-19 saat ini.
2. Mengetahui bagaimana menata rumah susun yang siap menghadapi pandemik
dengan menerapkan Social Distancing.
3. Mengetahui bagaimana cara merubah pola aktivitas masyarakat di Rumah Susun
pada saat pandemik Covid-19 dengan penerapan desain perencanaan.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan mencari data data dan
literatur. Pendekatan penelitian kualitatif ini sesuai dengan sifat masalah penelitian yaitu
Perencanaan Rumah Susun Pada Masa Pandemic Covid-19
Dengan Meningkatkan Fasilitas Dan Pola Aktifitas
Masyarakat Rumah Susun
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Daniel Napitupulu 68
untuk mengungkap atau memahami konsep pengetahuan yang berkaitan dengan
ruang lingkup Rumah Susun, Covid-19 dan upaya perencanaan yang baik, yang
berdasarkan landasan berpikir dan dialog pengetahuan. Langkah penelitian dimulai dari
mencari dan menggali informasi melalui data-data literatur di internet dan langkah
selanjutnya mencocokan data data literatur yang telah di dapat dengan materi kuliah yang
dipelajari berdasarkan buku-buku yang berisi tentang perancangan dan perencanaan rumah
susun. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan bagaimana pola atau tatanan ruangan
rusun dimasa pandemik Covid-19, serta memperkirakan fasilitas-fasilitas apa saja yang
mendukung susun di masa pandemik Covid-19. Untuk mecapai tujuan ini, dibutuhkan
sebuah metode penelitian yang memuat langkah-langkah penelitian mulai dari persiapan
hingga penarikan kesimpulan secara terperinci. Sumber data yang terkumpul akan diambil
dan dicocokan dengan data fisik dari hasil penelitian pada rumah susun tersebut, sumber
data juga tidak hanya melalui data literatur, akan tetepi diambil dari data wawancara kepada
pengelola rumah susun dan penghuni rumah susun setempat.
Hasil dan Pembahasan
Kondisi rumah susun dalam pertimbangan Covid-19 adalah dalam proses
pembangunan dan perencanaan dengan penerapan pembangunan pasca Covid-19 dengan
cara menerapkan kondisi yang tetap menjalankan social distancing, tersedianya tempat dan
peralatan untuk mencuci tangan tiap sudut atau perlantai rusun tersebut, mengganti
beberapa program penggunaan lift dengan cara teknologi yang baru. Arsitek Rubi Roesli
memahami bahwa masalah Covid-19 adalah tantangan terbesar bagi dunia arsitektur karena
sifat bisnis mereka yang sangat fisikal (Tangkuman & Tondobala, 2011). Menurutnya,
apapun inovasi arsitektur yang dilakukan saat ini, kuncinya adalah perhatian terhadap
persoalan kesehatan. “Jadi segala macam bentuk desain harus dibawa ke sana,”
ujar founder Biroe Architecture dan Interior. Dalam hal ini arsitek juga dapat menerapkan
desain future proofing home. Konsep future proofing home adalah sebuah konsep dalam
mendesain sebuah bangunan terutama hunian dengan mindset antisipasi terhadap kejadian
tidak terduga di masa depan (Rustamaji, 2017). Desain itu harus mampu
meminimalisasi shock effect dan physical stresses yang terjadi akibat kejadian tidak terduga
tersebut. Terdapat beberapa point-point penting yang akan diterapkan pada konsep tersebut
sehingga menggantikan kondisi gaya hidup bagi penghuni Rumah Susun, yaitu pertama,
self sustained lifestyle" in a masterplan desain hunian yang memungkinkan komunitas di
dalam kompleks Rumah Susun tersebut memiliki berbagai aktivitas lifestyle yang lengkap.
Hal ini akan membuat kompleks tersebut lebih mandiri, terhindar dari risiko penularan
penyakit dari luar. Kedua, outdoor to Indoor karena semakin banyak orang meluangkan
banyak waktu di rumah, perlu kesan “outdoor” dalam konsep ruangan hunian.
Ketiga, dynamic and adaptive layout - Pentingnya sebuah tempat/area di rumah yang dapat
didedikasikan menjadi sebuah "study corner" atau ruang belajar/bekerja. Keempat, living
and kitchen, heart of home - beberapa bulan terakhir, trend hunian semakin terkonsentrasi
pada pemanfaatan living room dan kitchen. Kelima, garden parks home - penghijauan yang
memadai sebagai "paru-paru cluster" yang mampu mendorong gaya hidup sehat setiap
penghuninya.
Pandemik Covid-19 dan perubahan pola aktivitas masyarakat menjadi work
from home membuat penentuan fungsi ruang tidak lagi bisa kaku (Maemunawati &
Alif, 2020), sehingga diperlukannya desain dari arsitek yang sangat nyaman untuk
mengatasi hal ini dalam perancangan rusun. Perubahan pola hidup juga dapat dijadikan
dasar perancangan rumah susun dikarenakan masyarakat yang terus menerapkan social
distancing sehingga setiap ruang sngat diperlukan sekat sekat atau pembatas antar
Vol. 1, No. 2, Juli 2020
p-ISSN 2798-4125; e-ISSN 2798-4311
69 glosains.greenpublisher.id
ruang. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada masa pandemik Covid-19 memperhatikan
Instruksi Menteri No.2/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Covid-19
dalam penyelenggaraan jasa konstruksi yang dikeluarkan pada 27 Maret 2020. Inmen ini
bertujuan untuk memastikan penyelenggaraan Jasa Konstruksi tetap berjalan secara aman,
efektif dan efisien, serta tidak mengganggu pelaksanaan pembangunan infrastruktur di
Indonesia. Inmen tersebut mengatur bahwa setiap proyek infrastruktur harus mematuhi
protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan
mengatur prosedur penanganan apabila terjadi kasus positif/terkonfirmasi Covid-19 pada
proyek konstruksi. Pada masa ini juga yang kita ketahui bahwa kondisi rumah susun yang
sangat ramai dengan penghuni mengakibatkan susahnya penghuni untuk menerapkan
social distancing, sehingga dengan adanya Covid-19 ini mengharuskan penghuni maupun
pengunjung rumah susun untuk melakukan pola hidup yang baru dengan menjalankan
system protocol dan kebijakan-kebijakan yang berlaku.
Hasil wawancara dua orang narasumber dari penghuni rusun Pinus Elok (Febrianto
A5-112 dan Sukimin A6-104) mengatakan bahwa fasilitas rusun kurang memadai, karena
terdapat beberapa fasilitas rusak pada daerah westafel dan air bersih yang sering kali tidak
mengalir secara lancar di tiap unit rusun, hal ini telah dilaporkan kepada penanggung jawab
rusun tersebut, akan tetapi belum adanya tindakan dari pihak rusun tersebut. Beberapa pintu
pada unit rusun juga mengalami kerusakan yang parah, sehingga penghuni rusun tidak
dapat menutup pintu unit dengan baik. Terkait air bersih, westafel yang rusak dan pintu
yang tidak dapat ditutup berkaitan erat dengan situasi dan kondisi COVID-19 pada Rumah
Susun Pinus Elok, karena hal ini merupakan hal yang sering kali dianggap sepele akan
tetapi akan berdampak buruk jika tidak segera diperbaiki, karena air bersih dan westafel
merupakan salah satu sarana penghimbauan pemerintah agar masyarakat untuk rajin dalam
mencuci tangan dengan sabun dan mandi minimal 2 kali sehari agar meminimalisir terpapar
COVID-19. Pola aktifitas penghuni rusun juga mulai diminimalisir agar tetap terjaganya
social distancing.
Hasil survey lapangan rumah susun Pinus Elok dengan data gambar blok plan,
denah, tampak dan potongan pada 6 blok rumah susun Pinus Elok (sumber Dinas PUPR):
Gambar 1. Blok Plan Rusun Pinus Elok
Perencanaan Rumah Susun Pada Masa Pandemic Covid-19
Dengan Meningkatkan Fasilitas Dan Pola Aktifitas
Masyarakat Rumah Susun
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Daniel Napitupulu 70
Gambar 2. Tampak Depan dan Tampak Samping Semua Blok
Vol. 1, No. 2, Juli 2020
p-ISSN 2798-4125; e-ISSN 2798-4311
71 glosains.greenpublisher.id
Gambar 4. Denah Lantai Dasar dan Denah Lantai 1-5 Semua Blok
Gambar 5. Gambaran Wilayah Rusun Pinus Elok
(Sumber: Google Maps)
Penanggulangan Pemerintah dalam Mengatasi Permasalahan Perencanaan Tata
Ruang dan Fasilitas pada Rumah Susun pada Masa Pandemik Covid-19. Pemerintah
memberikan panduan bagaimana kehidupan normal baru yang harus dilakukan masyarakat
dalam 7 norma, yaitu cuci tangan, hindari menyentuh wajah Menghindari menyentuh area
wajah, menerapkan etika batuk dan bersin saat batuk atau bersin karena tubuh akan
mengeluarkan virus dari dalam tubuh, gunakan masker saat keluar rumah atau berinteraksi
dengan orang lain, jaga jarak sosial Agar terhindar dari paparan virus; (6) Isolasi mandiri.
Ini dilakukan bagi yang merasa tidak sehat, seperti memiliki beberapa gejala sakit, yakni
demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan atau sesak napas; dan (7) Menjaga kesehatan
dengan memastikan kesehatan fisik, berjemur sinar matahari pagi, mengonsumsi makanan
bergizi, dan melakukan olahraga ringan.
Untuk skenario perencanaan pembangunan jangka menengah pada masa kehidupan
normal baru ini Pemerintah mempunyai 3 alternatif pilihan strategi. Pertama, tetap dengan
rencana semula yang sudah tertuang dalam RPJMN 2020-2024, dengan sedikit
Perencanaan Rumah Susun Pada Masa Pandemic Covid-19
Dengan Meningkatkan Fasilitas Dan Pola Aktifitas
Masyarakat Rumah Susun
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Daniel Napitupulu 72
penyesuaian program untuk mengakomodir kehidupan normal baru dalam ancaman Covid-
19. Kedua, melakukan penyesuaian program dan target secara moderat dengan
mendasarkan asumsi yang sudah diperbaharui sesuai situasi dan kondisi pandemi Covid-
19, kemudian mempertahankan program dimana asumsi-asumsi yang menjadi dasar masih
relevan dan masih bisa disesuaikan dengan keadaan pasca Covid-19. Ketiga, merombak
seluruh program dan target-target yang ditetapkan berdasarkan berbagai asumsi dan
perkembangan baru pasca Covid-19 dan krisis ekonomi yang mengiringinya. Dalam hal ini
semua program yang telah ditetapkan di RPJMN 2020-2024 dikaji ulang, dirumuskan
kembali strateginya, dan dijadwal ulang periode pelaksanaannya.Pada masaini juga
pemerintah sedang memikirkan berbagai cara bagaimana strategi-strategi yang baikyang
dapat diterapkan pada masa pembangunan pembangunan tata ruang kota, terutama tata
ruang kota DKI Jakarta sendiri.
Cara Menata Rumah Susun yang Siap Menghadapi Pandemik dengan Menerapkan
Facial Distancing yaitu konsultan dapat meracang rumah susun dengan cara menerapkan
sekat-sekat atau pembatas pada antar ruang agar terciptanya fasial distancing (Naim, 2020),
yang akan dilengkapi dengan beberapa westafel pada setiap sudut guna meminimalisir hal
yang tidak diinginkkan, dalam penataan ruangan ruangan yang kiranya akan dikunjungi
banyak pengunjung atau penghuni lebih diminimalisir agar terjadinya social distancing dan
ruang terbatas orang. Dalam hal mendapatkan bahan makanan berupa sayur-sayuran, dapat
dibuat mini garden pada rooftop atau daerah garden khusus agar penghuni rusun tidak perlu
untuk pergi ke pasar. Dalam hal penataan tempat berkumpul seperti plaza atau tempat
tempat duduk, dapat ditata dengan jarak kurang lebih satu meter. Pengurangan koridor-
koridor yang berisi tempat duduk, agar penghuni rusun tidak terlalu sering berinteraksi satu
sama lain. Menerapkan desain konsep future proofing home pada setiap rumah susun.
Inovasi baru dapat dikembangkan pada transportasi publik, misalnya penggunaan ventilasi
khusus, otomasi pintu, serta perlengkapan teknologi internet of things untuk sensor dan
biosensor pendeteksi virus dan partikel atau patogen berbahaya lain. Ruang terbuka hijau
awalnya dipahami untuk paru-paru kota dan resapan air hujan. Adanya Covid-19, kita
memperoleh pengetahuan baru, ruang terbuka hijau dapat di fungsikan pula untuk bertani
di lahan perkotaan demi ketahanan pangan dan sosialisasi warga lokal (Rahman, 2015).
Mengkombinasikan ruang terbuka hijau dan fungsi bangunan menjadi solusi bagi banyak
fasilitas publik pada rusun. Bahwa yang kita ketahui rumah susun terdapat banyak
penghuni dan pengunjung yang mengharuskan melakukan pola hidup yang baru dengan
social distancing dan menerapkan protokol serta mengikuti setiap kebijakan pemerintah
yang berlaku. Penataan ruang pada rumah susun di dalamnya dapat membantu
meminimalisir dan mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Pengurangan dalam
bertemu atau berinteraksi sangat diperlukan pada situasi dan kondisi saat ini, maka
beberapa hal diatas dapat diterapkan guna meminimalisir terjangkitnya satu sama lain.
Cara mengubah pola aktivitas masyarakat di rumah susun pada saat pandemik
Covid-19 dengan penerapan desain perencanaan. Dari penyampaian penjelasan diatas
dapat dilihat bahwa akan terjadinya desain perencanaan yang berbeda dari seperti biasanya
guna mengurangi interaksi setiap penghuni rumah susun. Hal-hal yang dapat dilakukan
mengubah beberapa tata ruang pada interior rumah susun, dengan mengurangi tempat
tempat duduk dan tempat tempat berkumpul. Dengan menciptakan lahan kosong menjadi
mini garden, agar penghuni dapat memulai pola hidup baru dengan pemanfaatan lahan
sempit dengan mini garden (Ekowati, 2011), hal ini juga dapat berfungsi sebagai
pengurangan penghuni untuk berbelanja ke pasar dan juga berfungsi sebagai green pada
rumah susun dan keahlian baru yang akan dijalankan oleh penghuni rusun. Pada setiap
sudut lobby dan pintu masuk akan disediakan westafel khusus yang akan digunakan oleh
Vol. 1, No. 2, Juli 2020
p-ISSN 2798-4125; e-ISSN 2798-4311
73 glosains.greenpublisher.id
penghuni maupun pengunjung untuk melakukan kebiasaan baru dengan lebih sering
mencucui tangan, hal ini dikarenakan dalam pendesainan yang baru akan mengutamakan
kesehatan pada penghuni rumah susun. Pada setiap lantai yang akan dikunjungi oleh
banyak orang (ruang tunggu, lift dan resepsionis) akan menerapkan tanda/symbol agar
penghuni dapat menerapkan social distancing dengan jarak satu meter. Pada perencanaan
teknologi akan digunakan pada system lift yang tidak lagi menggunakan sistem tekan dan
akan diganti dengan teknologi sistem sensor. Hal ini akan berdampak bagi penghuni dan
pengunjung dalam menjalani gaya hidup yang baru dengan perancangan yang ada.
Kesimpulan
Adanya kerangka penelitian ini diharapkan mempermudah pelaksanaan penelitian
dan kesalahan dalam melaksanakan penelitian sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.
Berikut ini bagan kerangka acuan yang digunakan. Pengumpulan data dilakukan secara
standar dan sistematis untuk memperoleh data akurat yang dibutuhkan pada penelitian ini.
Data yang dibutuhkan berupa data primer dan data sekunder.
Konsep future proofing home adalah sebuah konsep dalam mendesain sebuah
bangunan terutama hunian dengan mindset antisipasi terhadap kejadian tidak terduga di
masa depan. Desain itu harus mampu meminimalisasi shock effect dan physical stresses
yang terjadi akibat kejadian tidak terduga tersebut. Terdapat beberapa point-point penting
yang akan diterapkan pada konsep tersebut sehingga menggantikan kondisi gaya hidup bagi
penghuni rumah susun, yaitu pertama, self sustained lifestyle" in a masterplan desain
hunian yang memungkinkan komunitas di dalam kompleks rumah susun tersebut memiliki
berbagai aktivitas / lifestyle yang lengkap. Hal ini akan membuat kompleks tersebut lebih
mandiri, terhindar dari risiko penularan penyakit dari luar. Kedua, outdoor to Indoor
karena semakin banyak orang meluangkan banyak waktu di rumah, perlu kesan “outdoor”
dalam konsep ruangan hunian. Ketiga, dynamic and adaptive layout - Pentingnya sebuah
tempat/area di rumah yang dapat didedikasikan menjadi sebuah "study corner" atau ruang
belajar/bekerja. Keempat, living and kitchen, heart of home - beberapa bulan terakhir, trend
hunian semakin terkonsentrasi pada pemanfaatan living room dan kitchen. Kelima, garden
parks home-penghijauan yang memadai sebagai "paru-paru cluster" yang mampu
mendorong gaya hidup sehat setiap penghuninya.
Bibliografi
Amin, Mohamad, Saleh, Akhmad Muwafik, & Bilfaqih, Habib Zainal Abidin. (2020).
Covid-19 (Corona Virus Disease 2019): Tinjauan Perspektif Keilmuan Biologi,
Sosial, dan Agama. Malang: Inteligensia Media.
Bahri, Samsul. (2020). Komunikasi Visual Foto Jurnalistik Komunitas Pewarta Foto
Indonesia Aceh (PFIA)(Studi pada Foto Berita Terkait Virus Corona). Aceh: UIN
Ar-Raniry.
Ekowati, Kurnia. (2011). SOLO EDUCATIVE GARDEN Dengan Pendekatan Arsitektur
Tropis.
Ghiffari, Rizki Adriadi. (2020). Dampak populasi dan mobilitas perkotaan terhadap
penyebaran pandemi COVID-19 di Jakarta. Tunas Geografi, 9(1), 8188.
Maemunawati, Siti, & Alif, Muhammad. (2020). Peran Guru, Orang Tua, Metode dan
Media Pembelajaran: Strategi KBM di Masa Pandemi Covid-19. Banten: 3M Media
Karya.
Naim, Ngainun. (2020). Work From Home, Kegabutan, dan Kreativitas.
Pamekas, R. (2013). Pembangunan dan Pengelolaan Infrastuktur Kawasan Permukiman.
Bandung: Dunia Pustaka Jaya.
Perencanaan Rumah Susun Pada Masa Pandemic Covid-19
Dengan Meningkatkan Fasilitas Dan Pola Aktifitas
Masyarakat Rumah Susun
Glosains: Jurnal
Global Indonesia
Daniel Napitupulu 74
Rahman, M. Taufiq. (2015). Kearifan lokal petani dalam ketahanan pangan: Analisis atas
pola hidup petani tradisional di Sumedang dan perbandingannya dengan masyarakat
agropolitan di Kabupaten Bandung.
Ramadhani, Risky Aswi. (2016). Implementasi graph coloring dalam pemetaan kecamatan
di kabupaten kediri. Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro Dan Ilmu Komputer, 7(2),
737742.
Ridlo, Mohammad Agung. (2016). Mengupas problema kota Semarang metropolitan.
Yogyakarta: Deepublish.
Rustamaji, Muhammad. (2017). Pembaruan Hukum terhadap Formulasi Asas Praduga
Tidak Bersalah dalam Konteks Keindonesiaan (Kajian Norma dan Nilai). Semarang:
Diponegoro University.
Susantono, Bambang. (2014). Revolusi Transportasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tangkuman, Dwi Juwita, & Tondobala, Linda. (2011). Arsitektur tepi air. Media
Matrasain, 8(2).
Ulum, M. Chazienul. (2014). Manajemen bencana: Suatu pengantar pendekatan proaktif.
Malang: Universitas Brawijaya Press.
Widjaja, Giosia Pele. (2013). Kampung-Kota Bandung. Yogyakarta: Graha Ilmu.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-
ShareAlike 4.0 International License.