Vol. 2, No. 2, Juli 2021
p-ISSN 2798-4125 ; e-ISSN 2798-4311
glosains.greenpublisher.id
73
ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
MANAJEMEN LABA 9 PERUSAHAAN PERBANKAN DALAM
CAKUPAN CGPI BERDASARKAN BEI
Rudy Budiatmaja
Universitas Esa Unggul Jakarta
E-mail: rudy[email protected]
Diterima:
29 Mei 2021
Direvisi:
21 Juni 2021
Disetujui:
10 Juli 2021
Abstrak
Informasi utama yang dibutuhkan oleh investor dari sebuah
perusahaan adalah laporan keuangan. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada para pemakai
laporan keuangan, agar dapat memahami adanya praktik
manajemen laba sehingga bisa lebih bijaksana dalam mengambil
keputusan. Penelitian merupakan penelitian verifikatif dan
deskriptif untuk menguji pengaruh variabel independent terhadap
variabel dependen. Yang menjadi variabel independen adalah
Corporate Governance. Variabel dependen pada penelitian ini
adalah manajemen laba. Penelitian dilakukan pada Perusahaan 9
Perbankan yang masuk dalam cakupan CGPI. Yang menjadi unit
analisis dalam penelitian ini adalah Skor CGPI dan Laporan
tahunan (Annual Report) dari perusahaan tersebut. Hasil
penelitian empiris menunjukkan bahwa Corporate Governance
berpengaruh terhadap praktek manajemen laba di perusahaan
yang ikut serta dalam Corporate Governance Perception Index
(CGPI). Koefisien regresi CGPI sebesar 0,283 menyatakan
bahwa setiap adanya peningkatan ranking CGPI akan
meningkatkan praktik manajemen laba di perusahaan yang ikut
serta dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI)
sebesar 28,3%.
Kata kunci: Analisis Pengaruh; Corporate Governance;
Manajemen Laba; CGPI
Abstract
The main information required by investors of a company is
financial statements. This research is expected to contribute
thinking to the users of financial statements, in order to
understand the existence of profit management practices so that
it can be more wise in making decisions. Research is a
verificative and descriptive research to test the influence of
independent variables on dependent variables. The independent
variable is Corporate Governance. The dependent variable in
this study is profit management. The research was conducted on
9 Banking Companies that are included in the CGPI coverage.
The analysis unit in this study is the CGPI Score and the
company's Annual Report. Empirical research shows that
Corporate Governance affects profit management practices in
companies participating in the Corporate Governance
Perception Index (CGPI). Cgpi regression coefficient of 0.283
states that any increase in CGPI ranking will improve profit
management practices in companies participating in the
Rudy Budiatmaja
74
Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap
Glosains: Jurnal
Manajemen Laba 9 Perusahaan Perbankan dalam
Global Indonesia
Cakupan CGPI Berdasarkan BEI
Corporate Governance Perception Index (CGPI) by 28.3%.
Keywords: Influence Analysis; Corporate Governance; Profit
Management; CGPI
Pendahuluan
Laporan keuangan merupakan salah satu sarana informasi yang dibutuhkan oleh
para pengambil keputusan ekonomi (Zulhartati, 2011). Menurut (Kieso et al., 2011)
tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Ningtyas et al.,
2017).
Kebanyakan investor hanya terpusat pada informasi laba dari laporan keuangan
tanpa memperhatikan bagaimana proses laba itu dihasilkan (Rustan, 2018). Kesalahan
dalam mendeteksi laba dapat menyebabkan kegagalan dalam mengalokasi dana dari
perusahaan yang benar-benar prospektif (Panjaitan, 2015). Hal ini mendorong manajemen
perusahaan untuk melakukan beberapa tindakan yang disebut manajemen laba (earning
management) (Savitri, 2014). Manajer dapat saja melakukan praktik manajemen laba
(Hidayanti & Paramita, 2014) (earnings management) untuk tujuan memperlihatkan
kinerja yang baik bagi investor, kreditur maupun pemegang saham (Susilowati &
Turyanto, 2011).
Manajemen laba diduga muncul atau dilakukan oleh manajer atau para pembuat
laporan keuangan (Utari & Sari, 2016) dalam proses pelaporan keuangan suatu organisasi
karena mereka mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang dilakukan
(Kurniawansyah, 2018). Manajemen laba adalah tindakan manajer yang menaikkan dan
menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya (Nafiah,
2013) yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas
perusahaan dalam jangka panjang (Prasetiono, 2012). Meskipun secara prinsip, praktik
manajemen laba ini tidak menyalahi prinsipprinsip akuntansi yang diterima umum
(Amalia & Ardiyanto, 2017), namun adanya praktik ini dapat mengikis kepercayaan
masyarakat terhadap laporan keuangan eksternal (Kamaruddin, 2014) dan menghalangi
kompetensi aliran modal di pasar modal (Wulandari & Suwasono, 2020).
Praktik ini juga dapat menurunkan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan.
Manajemen laba juga merupakan hal yang merugikan investor karena mereka tidak akan
mendapat informasi yang benar mengenai posisi keuangan perusahaan. Berdasarkan
beberapa penelitian salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengurangi
kemungkinan adanya manajemen laba atau manipulasi data adalah dengan melaksanakan
penerapan sistem tata kelola perusahaan (corporate governance).
Isu mengenai corporate mulai terkemuka di Indonesia pada tahun 1998 ketika
Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan. Bermula dari usulan penyempurnaan
peraturan pencatatan pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang mengenai peraturan bagi
emiten yang tercatat di BEJ yang mewajibkan untuk mengangkat komisaris independen
dan membentuk komite audit pada tahun 1998, corporate governance mulai dikenalkan
pada seluruh perusahaan publik di Indonesia.
Negara Indonesia berdiri sebuah institusi independen yang secara berkala telah
melakukan penilaian terhadap sistem tata kelola perusahaan-perusahaan dalam negeri.
Nama organisasi tersebut ialah IICG (Indonesian Institute of Corporate Governance).
Institusi ini setiap tahunnya mengeluarkan sebuah penilaian yang dinamakan CGPI
(Corporate Governance Perception Index), yang mana penilaiannya tersebut dilakukan
dengan sangat teliti dan berstandar tinggi sehingga perusahaan yang mendapat predikat
terpercaya adalah memang perusahaan yang telah menerapkan GCG dengan baik.
Vol. 2, No. 2, Juli 2021
p-ISSN 2798-4125 ; e-ISSN 2798-4311
glosains.greenpublisher.id
75
Berdasarkan CGPI, dimana komite audit dan komisaris independen tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba, tetapi kepemilikan manajerial berpengaruh positif
terhadap manajemen laba.
(Agustin, 2012) meneliti Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Serta Peringkat CGPI
Terhadap Manajemen Laba pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia
dimana ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen dan ukuran komite audit
tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan kualitas GCG yang dijelaskan
dengan skor dalam CGPI berpengaruh terhadap manajemen laba. Semakin besar skor
dalam CGPI semakin baik kualitas GCG suatu perusahaan sehingga tindak manajemen
laba yang dilakukan semakin kecil. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi
pemikiran kepada para pemakai laporan keuangan, agar dapat memahami adanya praktik
manajemen laba sehingga bisa lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. Kemudian
penelitian ini juga diharapkan memberi manfaat bagi akademisi sebagai tambahan bahan
referensi tentang studi corporate governance dan pengaruhnya terhadap praktik
manajemen laba.
Metode Penelitian
Penelitian merupakan penelitian verifikatif dan deskriptif untuk menguji pengaruh
variabel independent terhadap variabel dependen. Yang menjadi variabel independen
adalah corporate governance. Variabel dependen pada penelitian ini adalah manajemen
laba. Penelitian dilakukan pada perusahaan 9 Perbankan yang masuk dalam cakupan
CGPI. Yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah skor CGPI dan Laporan
tahunan (Annual Report ) dari perusahaan tersebut. Variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kualitas corporate governance yang diukur berdasarkan
ranking CGPI (variabel X), sedangkan variabel dependen yang dipergunakan adalah
manajemen laba (variabel Y). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
yang masuk dalam cakupan CGPI periode 2016 - 2019.
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan
untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
Yang menjadi data dalam penelitian ini adalah data sekunder, data mengenai manajemen
laba dan corporate governance. Data tersebut diambil dengan metode dokumentasi dalam
annual report (laporan keuangan tahunan) dari perusahaan yang masuk dalam cakupan
CGPI dari tahun 2016 - 2019.
Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari skor CGPI dan laporan
keuangan perusahaan tersebut periode tahun 2016 sampai tahun 2019. Pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah data sekunder, data mengenai manajemen laba dan corporate
governance. Data tersebut diambil dengan metode dokumentasi dalam annual report
(Laporan Keuangan Tahunan) dari perusahaan yang masuk dalam cakupan CGPI dari
tahun 2016 - 2019.
Hasil dan Pembahasan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang ikut serta dalam
Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang diadakan oleh Indonesian Institute
For Corporate Governance (IICG) dengan Majalah Swa Periode 2016-2019. Sampelnya
adalah perusahaan yang ikut serta dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI)
yang datanya tersedia untuk menghitung variabel-variabel yang diuji dalam penelitian ini.
Periode penelitian adalah dari tahun 2016 sampai dengan 2019. Untuk kepentingan
penelitian ini diperlukan data perusahaan yang ikut serta dalam Corporate Governance
Perception Index (CGPI) dari tahun 2016 sampai 2019 yaitu, sebagai berikut:
Rudy Budiatmaja
76
Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap
Glosains: Jurnal
Manajemen Laba 9 Perusahaan Perbankan dalam
Global Indonesia
Cakupan CGPI Berdasarkan BEI
Tabel 1. Daftar perusahaan yang ikut serta dalam Corporate Governance Perception
Index (CGPI) dari tahun 2016 2019
Jumlah Perusahaan Per Tahun
Keterangan
2017
2018
2019
Perusahaan yang tercakup dalam CGPI
40
42
31
Perusahaan yang datanya tidak lengkap
31
33
22
Total Perusahaan yang dijadikan sampel
9
9
9
Sumber : Data Sekunder diolah , July 2020
Adapun 9 perusahaan selama 4 tahun pengamatan yang dijadikan sampel dapat
diuraikan sebagai berikut :
Tabel .2 Daftar nama perusahaan yang dijadikan sampel yang tercakup dalam CGPI
periode tahun 2016 2019
No Nama Perusahaan
1 PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk.
2 PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
3 PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.
4 PT. Bank DKI
5 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk.
6 PT. Bank Central Asia, Tbk.
7 PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.
8 PT. Bank Maybank Indonesia, Tbk.
9 PT. Bank Cimb Niaga, Tbk.
Sumber : Data Sekunder diolah, July 2020
Sebelum melakukan uji hipotesis maka akan dilihat terlebih dahulu statistik
deskriptif setiap variabel yang diuji dalam penelitian ini. Statistik deskriptif variabel yang
menjadi fokus penelitian ini digambarkan pada tabel 3 sebagai berikut :
Tabel. 3 Statistiks Deskriptif
Keterangan
N
Minimum
Maximum
Mean
Standar Deviation
CGPI
36
-1
37
12,03
10, 294
Manajemen Laba Valid N
36
-0,681
0,498
-0,009928
0, 241554
(listwise)
36
Sumber : Data Sekunder diolah, July 2020
Vol. 2, No. 2, Juli 2021
p-ISSN 2798-4125 ; e-ISSN 2798-4311
glosains.greenpublisher.id
77
Tabel. 3 di atas menunjukkan nilai mean CGPI dari sampel yang diobservasi adalah
12,03. Nilai tertinggi ranking CGPI adalah 37 sedangkan nilai terendah rangking CGPI
adalah 1 dengan deviasi standar sebesar 10,294. Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa
terjadi ketidakstabilan rangking yang dimiliki perusahaan yang Ikut Serta Dalam
Corporate Governance Perception Index (CGPI). Hal ini dibuktikan dengan cenderung
tidak samanya rangking yang dimiliki perusahaan setiap tahunnya.
Kemudian nilai mean manajemen laba dari sampel yang diobservasi adalah
-,009928. Nilai tertinggi Manajemen laba adalah 0,0489 sedangkan nilai terendah adalah
- 0,0681 dengan deviasi standar sebesar 0,0241554. Nilai mean manajemen laba yang
bertanda negatif menunjukkan bahwa secara rata-rata sampel yang diobservasi
menunjukkan bahwa nilai akrual yang ada pada Perusahaan Yang Ikut Serta Dalam
Corporate Governance Perception Index (CGPI) cenderung bersifat income decreasing
(penurunan laba).
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian
asumsi klasik. Tahapan hipotesis dapat dilaksanakan apabila seluruh variabel yang
digunakan tidak terdeteksi gejala asumsi klasik (normalitas, dan autokorelasi).
Uji normalitas juga bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal penelitian ini digunakan analisis
grafik. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan distribusi komulatif dari
distribusi normal pada normal probability plot. Distribusi normal akan membentuk satu
garis lurus diagonal dan plotting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal.
Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya
akan mengikuti garis diagonalnya.
Setelah dilakukan pengujian terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini
maka ditemukan hasil pengujian normalitas adalah sebagai berikut:
Gambar. 2 Hasil Uji Normalitas Dependent Variable : Manajemen laba (y)
Observed Cum Prob
Berdasarkan grafik terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk
pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtut waktu.
Model yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi. Dalam analisis ini
didapat nilai Durbin-Watson (dW), nilai batas atas (dU) dan nilai batas bawah (dL).
Tabel 4. Hasil uji autokorelasi
Durbin Watson
(dW)
Nilai Batas Bawah
(dL)
Nilai Batas Atas
(dU)
n = 36 k = 1
Hasil penilaian ini kemudian dimasukkan dalam format tabel Durbin- Watson
sebagai berikut :
Rudy Budiatmaja
78
Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap
Glosains: Jurnal
Manajemen Laba 9 Perusahaan Perbankan dalam
Global Indonesia
Cakupan CGPI Berdasarkan BEI
Dari hasil analisis didapat nilai dW sebesar 1,604 lebih besar dari dU dan lebih kecil dari
4 1,5245 (4-dU), maka dapat disimpulkan bahwa ada tidak ada autokorelasi. Dari
proses pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil pengujian seperti
yang terlihat pada persamaaan regresi linear berganda berikut ini:
Y = -0,013 + 0,283 X+ e
Dari persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa konstanta sebesar 0,013
menyatakan bahwa jika tidak ada CGPI maka praktik manajemen laba di perusahaan yang ikut
serta dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah sebesar 0,013. Koefisien
regresi CGPI sebesar 0,283 menyatakan bahwa setiap adanya peningkatan ranking CGPI akan
meningkatkan praktik manajemen laba di Perusahaan Yang Ikut Serta Dalam Corporate
Governance Perception Index (CGPI) sebesaar 28,3%.Tingkat signifikan sebesar 0,043 yang
berarti kurang dari 0,05 sehingga hipotesis diterima. Dengan demikian CGPI berpengaruh terhadap
praktik manajemen laba di perusahaan yang ikut serta dalam Corporate Governance Perception Index
(CGPI).
Berdasarkan keterangan data di atas dapat dijelaskan koefisien regresi CGPI ber-
slope positif sebesar 0,283, dengan t hitung = 3,709 >t tabel = 2,032 dan nilai signifikansi
sebesar 0,043 (sig < 0,05). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Corporate
Governance yang diproksikan dengan pemeringkatan CGPI berpengaruh terhadap praktek
manajemen laba di perusahaan yang ikut serta dalam Corporate Governance Perception
Index (CGPI).
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian (Agustin, 2012)Lia Agustin
(2012), meneliti pengaruh tata kelola perusahaan serta peringkat cgpi terhadap
manajemen laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimana Ukuran
dewan komisaris, Proporsi komisaris independen dan ukuran komite audit tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan kualitas GCG yang dijelaskan dengan
skor dalam CGPI berpengaruh terhadap manajemen laba. Semakin besar skor dalam
CGPI semakin baik kualitas GCG suatu perusahaan sehingga tindak manajemen laba yang
dilakukan semakin kecil.
Regresi linear berganda sebaiknya menggunakan R square yang sudah disesuaikan
atau tertulis Adjusted R square untuk melihat koefisien determinasi, karena disesuaikan
dengan jumlah variabel independen yang digunakan, dimana jika variabel independen 1
(satu) maka menggunakan R square dan jika telah melebihi 1 (satu) menggunakan
adjusted R square.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris apakah Corporate
Governance berpengaruh terhadap manajemen laba berdasarkan pemeringkatan CGPI.
Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang ikut serta dalam Corporate Governance
Perception Index (CGPI) yang datanya tersedia untuk menghitung variabel- variabel yang
diuji dalam penelitian ini dari tahun 2015 - 2019.
Hasil penelitian empiris menunjukkan bahwa CGPI berpengaruh terhadap praktik
manajemen laba di Perusahaan Yang Ikut Serta Dalam Corporate Governance Perception
Index (CGPI).
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian (Agustin, 2012) meneliti
pengaruh tata kelola perusahaan serta peringkat cgpi terhadap manajemen laba pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimana ukuran Dewan Komisaris,
proporsi komisaris independen dan ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba.
Sedangkan kualitas GCG yang dijelaskan dengan skor dalam CGPI berpengaruh
terhadap manajemen laba. Semakin besar skor dalam CGPI semakin baik kualitas GCG
suatu perusahaan sehingga tindak manajemen laba yang dilakukan semakin kecil.
Vol. 2, No. 2, Juli 2021
p-ISSN 2798-4125 ; e-ISSN 2798-4311
glosains.greenpublisher.id
79
Faktor-faktor yang memengaruhi praktik manajemen laba yang dihipotesiskan
bahwa kualitas Corporate Governance yang dilihat dari pemeringkatan CGPI
berpengaruh signifikan terhadap praktek manajemen laba di perusahaan -perusahaan yang
ikut dalam CGPI dari tahun 2015 - 2019.
Kesimpulan
Hasil penelitian empiris menunjukkan bahwa Corporate Governance
berpengaruh terhadap praktik manajemen laba di perusahaan yang ikut serta dalam
Corporate Governance Perception Index (CGPI). Koefisien regresi CGPI sebesar 0,283
menyatakan bahwa setiap adanya peningkatan ranking CGPI akan meningkatkan
praktik manajemen laba di perusahaan yang ikut serta dalam Corporate Governance
Perception Index (CGPI) sebesar 28,3%.
Namun nilai mean manajemen laba yang bertanda negatif menunjukkan bahwa
secara rata-rata sampel yang diobservasi menunjukkan bahwa nilai aktual yang ada pada
perusahaan yang terdaftar di CGPI cenderung bersifat income decreasing (penurunan
laba).
Bibliografi
Agustin, L. (2012). Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Serta Peringkat CGPI Terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Amalia, B. Y., & Ardiyanto, M. D. (2017). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Proporsi
Dewan Komisaris Independen, Dan Frekuensi Rapat Komite Audit Terhadap
Praktik Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
BEI Tahun 2011-2015). Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Hidayanti, E., & Paramita, R. W. D. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance
terhadap praktik manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur. Wiga: Jurnal
Penelitian Ilmu Ekonomi, 4(2), 116.
Kamaruddin, D. P. (2014). Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Manajemen Laba.
AKMEN Jurnal Ilmiah, 11(1).
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2011). Intermediate Accounting,
Problem Solving Survival Guide (Vol. 2). John Wiley & Sons.
Kurniawansyah, D. (2018). Apakah Manajemen Laba Termasuk Kecurangan?: Analisis
Literatur. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis Airlangga, 3(1).
Nafiah, Z. (2013). Manajemen Laba Ditinjau dari Sudut Pandang Praktisi dan Akademisi.
JURNAL STIE SEMARANG (EDISI ELEKTRONIK), 5(2), 93102.
Ningtyas, J. D. A., Si, M., & Pusmanu, P. (2017). Penyusunan Laporan Keuangan
UMKM Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan
Menengah (SAK-EMKM)(Study Kasus Di UMKM Bintang Malam Pekalongan).
Riset & Jurnal Akuntansi, 2(1), 1117.
Panjaitan, D. A. (2015). Analisis Pengaruh Earnings Management dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan yang Melakukan Initial Public
Offering yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). UNIMED.
Prasetiono, D. W. (2012). Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Ekonomi Makro dan
Harga Minyak terhadap Saham Lq45 dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang.
Journal of Indonesian Applied Economics, 4(1).
Rustan, G. R. R. (2018). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kualitas Laba Sebagai Variabel Intervening pada Persuahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Indonesia Periode 2014-2016. STIE Indonesia
Banjarmasin.
Savitri, E. (2014). Analisis pengaruh leverage dan siklus hidup terhadap manajemen laba
Rudy Budiatmaja
80
Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap
Glosains: Jurnal
Manajemen Laba 9 Perusahaan Perbankan dalam
Global Indonesia
Cakupan CGPI Berdasarkan BEI
pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di bursa efek indonesia.
Jurnal Akuntansi, 3(1), 7289.
Susilowati, Y., & Turyanto, T. (2011). Reaksi signal rasio profitabilitas dan rasio
solvabilitas terhadap return saham perusahaan. Dinamika Keuangan Dan
Perbankan, 3(1), 1737.
Utari, N. P. L. A., & Sari, M. M. R. (2016). Pengaruh asimetri informasi, leverage,
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional pada manajemen laba. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 15(3), 18861914.
Wulandari, D. K., & Suwasono, E. (2020). Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return
Saham Pada Perusahaan Pemanufakturan Di Bei Dengan Metode Discrecionary
Accruals (Study Empiris Pada Perusahaan Yang Diaudit Oleh KAP Besar Dan KAP
Kecil Tahun 2012-2015). REVITALISASI: Jurnal Ilmu Manajemen, 7(1), 1320.
Zulhartati, S. (2011). Pembelajaran kooperatif model STAD pada mata pelajaran IPS.
Guru Membangun, 26(2).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.